Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Mataram - PLN menyuplai 25 ribu ton abu sisa hasil pembakaran batu bara (Fly Ash Bottom Ash/FABA) untuk membangun lintasan sirkuit Motocross Grand Prix (MXGP) di Selaparang, Lombok. Pasokan abu dari PLN untuk mendukung kelancaran balap internasional MXGP yang akan digelar pada 1-2 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gubernur Nusa Tenggarra Barat (NTB) Zulkieflimansyah menyampaikan apresiasinya atas upaya yang dilakukan oleh PLN. Tidak hanya memastikan penyediaan listrik selama kegiatan berlangsung, namun juga di pembangunan sirkuit MXGP.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
”Sebentar lagi, di Lombok Sumbawa ada balap MXGP, satu-satunya seri di Asia. PLN tidak hanya berbicara tentang listrik, tapi seperti cahaya di ujung terowongan ketika kami tidak tahu harus ke mana PLN datang menawarkan limbah dari PLTU untuk membuat tribun dan menghasilkan satu unthinkable yang tidak mungkin menjadi nyata. ''One of the best circuit MXGP in the world!',” kata Zulkieflimansyah dalam keterangan resmi, Rabu, 14 Juni 2023.
Ia juga mengatakan bahwa selama ini PLN berkontribusi banyak terhadap kegiatal global yang ada di NTB seperti MotoGP, WSBK, MXGP dan banyak yang lain.
“Jadi sekali lagi apa yang tadinya terlihat tidak bermanfaat, di tangan talenta hebat PLN menjadi sangat bermakna dan berkontribusi terhadap pembangunan kami. Sekali lagi terima kasih PLN, Dirut dan direksinya termasuk teman teman di NTB,” ujar dia.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Sudjarwo, menjelaskana hadirnya limbah abu hasil pembakaran batu bara dalam pembangunan sirkuit MXGP merupakan sinergi yang luar biasa. Hal ini menjadi satu langkah yang sangat strategis dalam pengoptimalan pemanfaatan FABA.
“PLN terus berkolaborasi dengan Pemprov untuk terus hadir dalam event internasional yang digelar di Bumi Gora. Ini merupakan komitmen kami untuk mengharumkan NTB di mata dunia,” ucap Djarwo.
Djarwo menjelaskan FABA yang digunakan untuk memasok adalah sisa hasil pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang yang dikelola oleh Indonesia Power. Limbah ini sudah tidak lagi menjadi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Pemanfaatan limbah ini di NTB telah berkolaborasi dengan beberapa UKM dan juga instansi pemerintahan, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa.
Dalam prosesnya, PLN berkolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi NTB, Dinas Perhubungan Provinsi NTB dan juga Direktorat Lalu Lintas Polda NTB. Kerja sama yang dilaksanakan adalah terkait dengan pengamanan selama proses pengangkutan, pemilihan rute hingga pemilihan waktu yang tepat untuk melaksanakan mobilisasi. Selama ini, limbah tersebut digunakan sebagai substitusi material untuk membangun jalan, jembatan, paving block dan beberapa produk konstruksi lain.
Di PLTU Jeranjang, jumlah potensi pemanfaatan FABA mencapai 75 - 80 ton per hari atau 2.100 - 2.400 ton per bulan. Limbah tersebut pada umumnya digunakan sebagai subtitusi bahan baku dan bahan baku konstruksi, seperti pembuatan paving block, batako, bata ringan, industri semen, beton rabat, pemadatan tanah dan juga digunakan sebagai stabilisasi tanah.
FABA sendiri merupakan partikel halus (berupa abu) sisa hasil pembakaran batu bara PLTU dan boiler. Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan pada tanggal 2 Februari 2021, FABA bukan lagi merupakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sehingga pemanfaatannya bisa lebih luas dan mudah.
Pilihan Editor: Tiket Nonton MXGP 2023 Hanya Rp 25 Ribu Sehari
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.