Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SORE yang cerah di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno. Di tepi lapangan, Muhamad Ridwan, 22 tahun, mengambil ancang-ancang. Hup! Cakram seberat dua kilogram dilontarkan sekuat tenaga. Tak menunggu lama, pemuda tinggi besar itu memungut cakram di tengah lapangan, kembali ke tepi, melontarkannya lagi. Berulang-ulang, bak Sisyphus dalam mitologi Yunani yang dihukum dewa-dewa: terus mendorong batu ke puncak gunung, tapi batu itu selalu menggelinding ke bawah sesampai di puncak.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo