Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Dewan Tinju Dunia (WBC) Mauricio Sulaiman merasa heran setelah menonton pertandingan tinju antara Evander Holyfield dan Vitor Belfort di Florida pada Sabtu lalu. Pertarungan tidak berlangsung lama karena Belfort berhasil menjatuhkan dan menghentikan perlawanan Holyfield pada ronde pertama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mauricio mengkritik pertarungan itu. Menurut dia, meski bertajuk pertandingan ekshibisi, duel itu terlalu berbahaya bagi Holyfield yang kini berusia 58 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Apa yang terjadi adalah realisasi dari perencanaan. Syukurlah tidak ada cedera serius. Tito Ortiz dipukul dalam waktu kurang dari satu menit, dengan KO yang bisa berakhir dengan cedera fatal, dan Evander Holyfield secara memalukan, hanya dalam 90 detik, kalah dari pensiunan petarung bela diri campuran," kata Sulaiman dikutip dari Boxing Scene.
Holyfield, mantan juara kelas berat yang tak terbantahkan, bertarung untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Ia melawan Belfort, 44 tahun dan mantan juara UFC. Belford adalah salah satu pemukul paling keras dalam sejarah MMA.
Holyfield menerima pertarungan dalam waktu sepekan, ketika lawan asli Belfort, juara enam divisi Oscar De La Hoya, terpaksa mundur setelah dinyatakan positif Covid-19. Di situlah, Belfort tidak menunjukkan belas kasihan ketika menghadapi Holyfield.
“Saya tidak tertarik untuk menganalisis kinerja Holyfield dan apa yang terjadi. Merupakan berkah bahwa semua orang telah melihatnya kenyataan. Tapi, mantan petinju tidak boleh kembali ke ring untuk bertarung. Ekshibisi dapat diterima dengan langkah-langkah keamanan yang penting, tetapi pertarungan tanpa perlengkapan pelindung kepala tidak dapat terjadi," ujar Mauricio.
Ia meneruskan, "Holyfield tidak bertarung dalam satu dekade dan pada usia 58, dia melakukan kesalahan besar, mempertaruhkan nyawanya dan kehormatan olahraga yang memberinya segalanya. Oscar de la Hoya akan bertarung, setelah 12 tahun absen, tetapi ia mendapat sinyal untuk membatalkannya karena tertular Covid-19."
"Ini membutuhkan kedisiplinan dalam beberapa cara. Kekuatan uang dan sedikit keraguan dari beberapa orang tidak bisa lebih penting daripada integritas dan keamanan. Evander Holyfield sekarang bisa menjadi pemimpin hebat lagi, tetapi dia juga harus memperhatikan rekan satu timnya, rekan kerja, teman dan keluarga, untuk tidak melalui situasi ini lagi," ujar Mauricio Sulaiman.