Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Assitent Coach Timnas Anies-Muhaimin (Amin) Jazilul Fawaid mengatakan tidak khawatir elektabilitas pasangan calon nomor urut satu Anies-Cak Imin (Amin) masih tertinggal di Jawa Timur dibandingkan Prabowo-Gibran. Dalam survet terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Amin di Jawa Timur 10 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi kita tidak khawatir dan sangat optimistis kalau melihat hasil Kompas yang mengalami tren kenaikan pasangan Amin, dibanding yang lain," kata dia saat dihubungi, Senin, 11 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Survei Litbang Kompas merilis Surnas Elektabilitas tiga Paslon Pilpres. Surnas Litbang Kompas menemukan elektabilitas Amin 16,7 persen, pasangan calon Prabowo-Gibran 39,3 persen, pasangan calon Ganjar-Mahfud 15,3 persen. Kemudian sebanyak 28,7 persen belum menentukan pilihannya. Survei ini dilakukan pada periode 29 November-4 Desember 2024,
Kendati di Jawa Timur, Amin hanya dikisaran persetase 10 persen, Jazilul memgklaim pihaknya punya kalkulasi dimana Amin tinggi tingkat keterpilihannya di Jawa Timur.
"Kalau internal (Survei Timnas Amin) kita di atas itu," kata dia.
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menyebut kesempatan Amin menggalang dukungan di Jawa Timur masih terbuka.
"Saya senang kalau Litbang Kompas mengatakan 10 persen saya senang, karena masih terbuka kemungkinan untuk lebih besar lagi di Jatim, karena ini kan basis," katanya.
Ia menyoroti keberadaan undecided voter yang mencapai 28,7 persen. Kubu AMIN menargetkan undecided voters tersebut menjadi calon konstituen Amin. Ia berdalih kalau sampai saat ini konstituen Amin masih diam.
"Saya yakin yang 28 persen yang belum tentukan itu mayoritas mereka yang pro perubahan," katanya.
Salah satu cara menggaet undecided voter, kata Jazilul, dengan menggalakkan sosialisasi perubahan.
"Soal demokrasi atau KKN ini kan belum masif. Masyarakat kan harus disadarkan betapa pentingnya pemerintahan yang bersih dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN( ke depan, pemerintahan yang peduli dengan HAM, itu kan harus terus disampaikan ke publik," katanya.
Apalagi, menurut Jazilul, akar rumput belum tersentuh dengan isu politik ini. Sehingga ia merasa perlu agar timnas Amin turun ke lapangan.
"Apalagi di grass root, sebagian itu belum nonton berita, tidak terlalu aktif dengan berita nah inilah tantangan Amin untuk memberikan kesadaran itu aja," katanya.
Ia mengatakan sosialisasi bukan door to door tapi ke kelompok masyarakat, di tempat warga mengopi, di berbagai tempat lini perkumpulan warga seperti di pasar, di masjid. Ia menyakini strateginya akan berhasil karena memiliki 1 juta juru bicara desa.
"Tren kenaikan inilah yang harus dipertahankan dan harus kita percepat, dengan pola apa? Door to door, kanvasing, kampanyenya lewat medsos, kampanye langsung, tatap muka semua bergerak. Jadi tidak khawatir saya di Jawa Timur karena IPM Jawa Timur relatif tinggi," katanya.
Pilihan Editor: Unggul di Survei Litbang Kompas, Gibran: Patokan Kita Survei yang Terjelek