Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO JABAR - Melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram, Makkah maupun di Masjid Nabawi, Madinah, menjadi impian setiap muslim, khususnya bagi para jemaah haji. Namun, cuaca ekstrem di Makkah dan Madinah bisa mengganggu kesehatan jemaah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Petugas Haji Provinsi Jabar Bidang Kesehatan dari Kloter JKS 58, dr Dimas Erlangga Luftimas memberikan tip berhaji saat cuaca ekstrem atau panas. Saat ini, cuaca di Arab Saudi mencapai 40 derajat celsius, bahkan bisa lebih.
Dimas berada di kloter yang mayoritas jemaah lansia. Ia pun mencermati salat jumat wajib bagi jemaah pria sehingga diperkirakan jumlahnya akan membeludak.
Risiko kesehatan yang dapat terjadi adalah heat stroke atau serangan panas. Gangguan ini memiliki gejala-gejala bermacam-macam, mulai dari kebingungan, pusing, kejang, bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Yang mesti dilakukan tentunya adalah kita menghindari sumber panas tersebut bagaimanapun caranya. Saat mau salat jumat, yang dilakukan harus mencari tempat teduh. Jangan sampai tubuh atau kepala kita terpapar sinar matahari atau panas secara langsung. Cari tempat teduh dan tempat ber-AC," kata Dimas, Selasa, 13 Juni 2023.
Jemaah juga disarankan berangkat lebih pagi ke masjid supaya bisa masuk dalam ruangan masjid dan tidak akan terlempar ke halaman masjid yang udara dan panasnya terbuka. Upaya yang kedua, kata dia, usahakan menggunakan penutup kepala dan kalau bisa dibasahi.
Penutup kepala ini di antaranya berupa topi, kopiah, atau menggunakan sorban. "Nah itu bisa dibasahi dulu khususnya untuk orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan suhu panas seperti itu, diletakkan di atas kepala, dan hal itu akan mencegah paparan panas langsung ke kepala kita dan juga ke bagian badan yang lainnya," ujarnya.
Dimas menjelaskan, heat stroke merupakan suatu kondisi kelainan kesehatan atau fisik yang disebabkan paparan panas berlebihan atau ekstrem. Salah satu tandanya peningkatan suhu tubuh bisa sampai 41 derajat celcius, dan bisa disertai gejala-gejala penurunan kesadaran, mual muntah, nafsu makan berkurang, kejang otot kemudian penurunan kesadaran.
Menurutnya, apapun aktivitas yang dilakukan di bawah cuaca yang sangat panas yang mungkin saja sedang terjadi di Saudi Arabia saat ini, itu memiliki risiko tinggi untuk terjadinya heat stroke. "Itu harus diwaspadai oleh semua jemaah haji sehingga kita harus melakukan berbagai pencegahan untuk memastikan bahwa heat stroke terjadi pada jamaah haji kita," ujarnya.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah memakai pakaian longgar. Pakaian longgar memungkinkan ada jarak antara paparan panas ke pakaian dengan paparan panasnya ke badan.
Kemudian, minum lebih banyak air. Sebab jemaah haji membutuhkan frekuensi minum lebih banyak daripada biasanya akibat peningkatan penguapan air dari tubuh. (*)