Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kesempatan bekerja di berbagai bidang tetap terbuka untuk difabel. Dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional yang dipusatkan di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin dan Selasa, 2 - 3 Desember 2019, terdapat berbagai stan yang membuka lowongan kerja buat penyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah perusahaan yang membuka kesempatan kerja dan pelatihan bagi penyandang disabilitas antara lain Alfamart, Grab, dan berbagai balai rehabilitasi milik pemerintah yang dikelola Kementerian Sosial. Di stan Alfamart misalnya, Gede Sudana dari tim rekrutmen Alfamart mengatakan perusahaan ingin mewujudkan amanat undang-undang dengan mempekerjakan satu persen dari total pegawai dari penyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jumlah karyawan kami secara nasional ada 120 ribu orang. Dari jumlah itu, baru 412 orang difabel," kata Gede kepada Tempo, Senin 2 Desember 2019. Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, Pasal 53 ayat (1) menyebutkan, pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD wajib mempekerjakan paling sedikit 2 persen difabel dari jumlah pegawai atau pekerja. Ayat kedua berbunyi, perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1 persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
Dengan 120 ribu pekerja di Alfamart, maka diperlukan sekitar 1.200 pekerja difabel. Dengan 412 penyandang disabilitas yang telah bergabung, maka perlu 788 rekrutmen lagi untuk difabel. Gede menjelaskan, perusahaan melonggarkan syarat calon karyawan disabilitas, salah satunya patokan usia.
Tim rekrutmen Alfamart Gede Sudana dan seorang kasir Alfamart seorang tuli, Riana, saat pameran di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin 1 Desember 2019. TEMPO | Rini Kustiani
"Untuk tenaga di toko yang non-difabel maksimal berusia 25 tahun, sementara difabel maksimal 35 tahun," ucap dia. Penyandang disabilitas, Gede melanjutkan, biasanya bertugas sebagai helper di bagian gudang, kasir, dan pramuniaga. Tak hanya penyandang disabilitas fisik, ada pula difabel intelektual yang bekerja di Alfamart. Menurut dia, mereka ditugaskan di bagian gudang dan melakukan pekerjaan sederhana, seperti mengangkat, memindahkan, dan merapikan barang.
Penyandang disabilitas yang melamar umumnya telah menyertakan surat keterangan kesehatan dari rumah sakit. Meski begitu, tim rekrutmen Alfamart nantinya akan mengecek kembali kondisinya saat wawancara. Yang lolos seleksi akan menjalani kontrak selama 2 tahun dan setelahnya akan diputuskan apakah terus atau diangkat menjadi karyawan tetap.
Selain Alfamart, ada pula Grab yang membuka peluang bergabung bagi insan tuli. Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan setiap orang memiliki akses yang sama untuk mendapatkan peluang, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Grab Indonesia, menurut dia, telah meluncurkan program Mendobrak Sunyi pada September 2019.
Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi. Dok. Grab Indonesia
"Terdapat banyak tantangan yang nyata bagi penyandang disabilitasdi Indonesia untuk mencari peluang mendapatkan penghasilan," kata Neneng. Kondisi itu, dia melanjutkan, bukan karena kurangnya upaya atau keinginan mereka untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. "Sebab itu, Grab berkomitmen menjadi platform yang inklusif."
Sejumlah balai rehabilitasi juga menunjukkan bagaimana mereka memberikan pelatihan bagi penyandang disabilitas agar diterima oleh pasar kerja. Seorang fasilitator di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas di Cibinong, Bogor, Tuti Sugiarti mengatakan setiap tahun ada 120 penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan dan disalurkan ke berbagai perusahaan.
Fasilitator di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas di Cibinong, Bogor, Tuti Sugiarti (jilbab kuning) saat pameran di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di Plaza Barat Gelorang Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin 2 Desember 2019. TEMPO | Rini Kustiani
"Tahun ini kami sudah mengirimkan puluhan orang untuk bekerja di bagian call center Bank Mandiri Yogyakarta," kata dia. Para penyandang disabilitas yang mendaftar dan lulus seleksi dapat mengikuti beragam pelatihan di balai rehabilitasi ini selama sekitar 9 bulan, tanpa dipungut biaya.