Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Ini Fungsi Tekstur Timbul Warna Kuning di Trotoar

Ada dua jenis tekstur timbul yang tercetak pada guiding block trotoar. Ketahui apa saja fungsinya, terutama bagi tunanetra dan tunanetra low vision.

2 Juli 2018 | 07.40 WIB

Penyandang tunanetra menyusuri jalan raya saat mengikuti rally tongkat dalam rangka Hari Disabilitas Internasional di Bandung, Jawa Barat, 12 Desember 2017. Rally tongkat yang berjarak 7 km ini, peserta harus melewati jalan raya, trotoar hingga gang-gang sempit di dalam pemukiman warga. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Penyandang tunanetra menyusuri jalan raya saat mengikuti rally tongkat dalam rangka Hari Disabilitas Internasional di Bandung, Jawa Barat, 12 Desember 2017. Rally tongkat yang berjarak 7 km ini, peserta harus melewati jalan raya, trotoar hingga gang-gang sempit di dalam pemukiman warga. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Trotoar di sejumlah jalan sudah menerapkan penggunaan guiding block atau bentuk penunjuk arah bagi pejalan kaki dengan disabilitas. Salah satunya pejalan kaki tunanetra. Trotoar ini biasanya berwarna merah dengan garis kuning bertekstur timbul di tengahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koordinator Jakarta Barrier Free Tourism atau JBFT yang mengkaji infrastruktur ramah disabilitas, Triyan Erlangga, mengatakan ada dua jenis tekstur timbul yang tercetak pada guiding block. Pertama, tekstur timbul berbentuk kapsul panjang. Kedua, tekstur timbul berbentuk bulatan-bulatan yang terkumpul.

Triyan Erlangga menjelaskan fungsi tekstur timbul yang tercetak pada guiding block tersebut. Guiding block dengan tekstur timbul berupa kapsul panjang, menurut dia, berfungsi bagi tunanetra yang memakai tongkat.

"Tekstur timbul berbentuk panjang dan berderet sejajar itu untuk mengarahkan ujung tongkat tunanetra agar tetap terarah di jalurnya," kata Triyan kepada Tempo saat kajian pedestrian bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di sepanjang trotoar di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Jika diperhatikan, Triyan melanjutkan, jarak antarkapsul itu mengikuti standar ukuran ujung tongkat tunanetra Indonesia. Penyandang disabilitas netra hanya perlu mengarahkan tongkatnya lurus ke sela-sela kapsul panjang, tanpa harus menyapukan tongkat ke kiri atau kanan.

Adapun tekstur timbul berbentuk bulatan kecil pada guiding block tersebut berfungsi sebagai rambu jalan bagi tunanetra. "Bulatan-bulatan timbul itu menandakan persimpangan pedestrian, ada trotoar ke kiri atau kanan,” ujar Triyan, yang juga seorang tunanetra.

Bulatan timbul pada guiding block juga berfungsi sebagai peringatan bahwa guiding block akan terputus. Tanda ini juga bisa bermakna pada jalan berikutnya yang tidak lagi tersedia guiding block. Bulatan-bulatan timbul juga menandakan guiding block akan terputus karena trotoar melewati bangunan dan persimpangan jalan.

Selain ada tekstur timbul, guiding block sering dibuat berwarna kuning, sedangkan lantai di sekitarnya berwarna merah menyala. Warna kontras ini memudahkan tunanetra low vision atau tunanetra yang masih memiliki sedikit penglihatan untuk mengetahui kondisi jalan. Perbedaan warna yang kontras dapat memberi petunjuk arah bagi tunanetra low vision.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus