Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno mengungkapkan alasan organisasi massanya kerap disamakan dengan premanisme. “Ini harus dilihat dari sejarah berdirinya PP,” kata Japto dikutip dari Majalah Tempo edisi 11 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Japto menceritakan bahwa ketika dibentuk pada 1959, Pemuda Pancasila merekrut anggota yang bisa bertempur. Menurut dia, ormas diisi dengan jagoan di pasar, sekolah, kampus, dan lainnya untuk menghadapi ancaman fisik dari agresi luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Japto mengatakan bahwa mereka bukan kriminal. Zaman dulu, kata dia, personel polisi dan tentara masih minim. “Sehingga untuk mengamankan pasar ada jagoan yang menentukan lapak. Ini kan preman-preman karena enggak ada bosnya, tapi mereka dibutuhkan saat itu,” ujarnya.
Dalam menertibkan perilaku mereka, Japto menuturkan, setiap anggotanya sudah memiliki identitas, militansi, dan solidaritas yang kuat sejak 1986. Bahkan, kata Japto, ada anggapan di antara anggotanya jika ada yang berbuat salah lebih baik digebukin dan masuk penjara daripada dipecat dari Pemuda Pancasila.
Baca laporan Majalah Tempo selengkapnya: Cantelan Nafkah Gaya Ormas
FRISKI RIANA