Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Japto Soerjosoemarno Sebut Pemuda Pancasila Bukan Kriminal

Japto menceritakan bahwa ketika dibentuk pada 1959, Pemuda Pancasila merekrut anggota yang bisa bertempur.

13 Desember 2021 | 10.21 WIB

Pelantikan ketua baru Pemuda Pancasila Negara Bagian California, Amerika Serikat, Satrio Wicaksono (kanan), oleh Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno. TEMPO/Lolo Kartikasari
Perbesar
Pelantikan ketua baru Pemuda Pancasila Negara Bagian California, Amerika Serikat, Satrio Wicaksono (kanan), oleh Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno. TEMPO/Lolo Kartikasari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno mengungkapkan alasan organisasi massanya kerap disamakan dengan premanisme. “Ini harus dilihat dari sejarah berdirinya PP,” kata Japto dikutip dari Majalah Tempo edisi 11 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Japto menceritakan bahwa ketika dibentuk pada 1959, Pemuda Pancasila merekrut anggota yang bisa bertempur. Menurut dia, ormas diisi dengan jagoan di pasar, sekolah, kampus, dan lainnya untuk menghadapi ancaman fisik dari agresi luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Japto mengatakan bahwa mereka bukan kriminal. Zaman dulu, kata dia, personel polisi dan tentara masih minim. “Sehingga untuk mengamankan pasar ada jagoan yang menentukan lapak. Ini kan preman-preman karena enggak ada bosnya, tapi mereka dibutuhkan saat itu,” ujarnya.

Dalam menertibkan perilaku mereka, Japto menuturkan, setiap anggotanya sudah memiliki identitas, militansi, dan solidaritas yang kuat sejak 1986. Bahkan, kata Japto, ada anggapan di antara anggotanya jika ada yang berbuat salah lebih baik digebukin dan masuk penjara daripada dipecat dari Pemuda Pancasila.

Baca laporan Majalah Tempo selengkapnya: Cantelan Nafkah Gaya Ormas

FRISKI RIANA

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus