Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Evy Mulyani, mengatakan model pembelajaran di tahun ajaran baru 2020/2021 masih dikaji. “Kemendikbud terus mengkaji dan menganalisis yang komprehensif dan akuntabel, juga koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,” kata Evy diskusi di akun Youtube BNPB, Selasa, 9 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahun ajaran baru 2020/2021 tetap dimulai pada pekan ketiga Juli 2020. Namun, hal ini tidak berarti kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka. Sebab, model pembelajarannya akan tergantung kondisi pandemi. “Kami mengutamakan kesehatan dan keselamatan insan pendidikan.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Evy mengaku sudah memiliki alternatif untuk model pembelajaran jarah jauh, seperti melalui televisi, radio, dan modul mandiri dengan kerja sama antara guru dan orang tua.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim sebelumnya memutuskan bahwa kalender pendidikan dimulai pada Juli dan berakhir pada Juni tahun berikutnya. Nadiem Makarim mengatakan telah menyiapkan berbagai skenario mengenai permulaan tahun ajaran baru 2020/2021.
Keputusan itu ditentang dari masyarakat. Bahkan, pada Mei lalu, ada yang membuat petisi online meminta Presiden Joko Widodo dan Mendikbud Nadiem Makarim untuk menunda tahun ajaran baru. Petisi itu diinisiasi seseorang bernama Hana Handoko lewat laman petisi online Change.org. Ia menilai tidak aman untuk membuka kembali lingkungan sekolah ditengah pandemi Covid-19.