Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Ketika Jokowi "Diperiksa" Petugas Bandara Syamsudin Noor

Presiden juga sempat melayani swafoto beberapa penumpang yang berada di ruang tunggu Bandara Syamsudin Noor.

18 Desember 2019 | 17.42 WIB

Progres pengerjaan Bandara Internasional Syamsudin Noor kini telah mencapai 86 persen dan diharapkan akan meningkatkan perekonomian Kalimantan Selatan.
Perbesar
Progres pengerjaan Bandara Internasional Syamsudin Noor kini telah mencapai 86 persen dan diharapkan akan meningkatkan perekonomian Kalimantan Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo saat meninggalkan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin sempat masuk mesin detektor logam dan diperiksa oleh petugas.

"Saya tidak pernah bawa apa-apa, handphone aja nggak bawa," kata Presiden Jokowi kepada wartawan ketika "lolos" diperiksa petugas Bandara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu.

Selain Presiden, para menteri yang mendampingi Jokowi, yakni Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga melewati mesin detektor logam.

Kepala Negara akan melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kalimantan Utara usai meresmikan terminal baru Bandara Syamsudin Noor ini.
Sebelum meninggalkan Kaltim, Presiden dan para menteri yang mendampingi serta Gubernur Kalsel Sahbirin Noor tampak berdiskusi di terminal kedatangan penumpang bandara yang memiliki luas 77 ribu meter persegi dibanding sebelumnya yang hanya 9 ribu meter persegi ini.

Presiden juga sempat melayani swafoto beberapa penumpang yang berada di ruang tunggu sambil meninjau fasilitas yang tersedia di terminal baru Bandara Syamsudin Noor.

Saat memberi sambutan peresmian, memprediksi jumlah penumpang di bandara itu tumbuh 10 persen, karena didorong kekayaan alam yang dimiliki beberapa kota di Kalimantan Selatan, diantaranya memiliki intan. Hal ini tercermin juga dari desain Bandara Internasional Syamsudin Noor.

Setelah pembangunan infrastruktur bandara ini selesai, Presiden mengungkapkan, maka giliran pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi, kabupaten, maupun kota, untuk melanjutkannya dengan menyambungkan ke kawasan pertanian, perikanan, sentra industri kecil, kawasan industri besar, hingga kawasan wisata.

"Di sini juga sama, airport ini harus disambungkan dengan kawasan-kawasan yang tadi saya sebut. Kalau di sini ada kawasan wisata, sambungkan ke sana. Ada kawasan industri, sambungkan ke sana. Dan itu adalah tugas provinsi, kabupaten, dan kota setelah ini rampung," ucapnya.

Dengan tersambungnya infrastruktur ke berbagai kawasan tersebut, Presiden berharap efek kehadiran infrastruktur juga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Infrastruktur juga diharapkan bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi setempat.

"Ya bangga perlu lah, wah bangga sekarang airport di Kalimantan Selatan lebih gede dari airport yang lain, boleh. Tapi yang paling penting tindak lanjut dari ini sehingga menimbulkan trigger ekonomi, trigger pertumbuhan yang ada di daerah sehingga masyarakat betul-betul merasakan," tandasnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan bahwa Bandara Syamsudin Noor ini merupakan hasil karya anak negeri, yang didukung oleh Menteri BUMN dan PT Angkasa Pura I di atas lahan seluas 257 hektare.

"BUMN melalui AP 1 yang bangun beri dana Rp2,2 triliun. Luas bertambah 8 kali lipat, penumpang kapasitas 1,3 juta menjadi hampir 8 juta orang.
Patut dibanggakan bahwa semua yang desain adalah anak bangsa," kata Budi Karya.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus