Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pramono Anung Bakal Gelar 'Manggarai Berselawat' untuk Atasi Tawuran

Program tersebut, tutur Pramono, merupakan upaya mengatasi tawuran melalui pendekatan kultural dan keagamaan.

13 Mei 2025 | 13.58 WIB

Gubernur Jakarta Pramono Anung di kawasan Menteng, Jakarta, 13 Mei 2025. Tempo/Ervana
Perbesar
Gubernur Jakarta Pramono Anung di kawasan Menteng, Jakarta, 13 Mei 2025. Tempo/Ervana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menyatakan bakal membuat program ‘Manggarai Berselawat’ untuk mengatasi persoalan tawuran di Manggarai, Jakarta Selatan. Menurut dia, penyelesaian masalah tawuran itu harus dilakukan secara substantif guna mencari akar permasalahannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program tersebut, tutur Pramono, merupakan upaya mengatasi tawuran melalui pendekatan kultural dan keagamaan. Nantinya program itu akan melibatkan kelompok warga yang selama ini berkonflik. 

“Saya akan menggagas apa yang dinamakan Manggarai Berselawat. Saya akan undang kelompok-kelompok yang bertikai di sana, ada RW 04, RW 05, RW berapa gitu, duduk bareng,” ucap Pramono di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 13 Mei 2025. 

Ia menyebut dirinya sudah mempelajari sejumlah faktor maraknya tawuran di wilayah Jakarta. Salah satunya, menurut dia, adalah faktor “ketidakberuntungan”. Dia mengatakan umumnya warga yang terlibat tawuran ialah yang belum memiliki pekerjaan tetap. Kemudian, ia juga menyoroti minimnya sarana olahraga dan fasilitas umum lainnya. Pramono berpendapat potensi anak-anak tersebut tidak bisa tersalurkan lantaran sarananya tidak termanfaatkan dengan baik. 

Menyoal permasalahan tawuran, Pramono menekankan pentingnya pendekatan kultural dan keagamaan, dibandingkan sekadar menyalahkan warga yang terlibat. “Tidak bisa hanya menyalahkan saja. Karena menurut saya cara-cara seperti itulah yang saya mau kasihkan, dengan demikian ada pendekatan kultural, keagamaan, orang dihargai,” ucap dia. 

Politikus PDI Perjuangan itu juga menyampaikan kemungkinan program serupa diperluas ke wilayah Jakarta lainnya. Sementara ihwal teknis pelaksanaan program selawat bersama tersebut, Pramono hanya menegaskan bahwa pendekatannya akan disesuaikan dengan karakter masyarakat sekitar. Ia menyebutkan bahwa mayoritas warga Manggarai beragama Islam. “Salatnya rajin, tapi tawuran juga sering. Sehingga dengan demikian, ini untuk didamaikan bersama-sama,” kata dia.

Sebelumnya, tawuran kembali pecah di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Ahad malam, 4 Mei 2025. Peristiwa bentrok antarwarga Jakarta ini adalah untuk kali ke sekian yang terjadi di bilangan tersebut. Berdasarkan penelusuran Tempo, tawuran Manggarai memang nyaris terjadi saban tahun.

Menurut Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Ade Rahmat Idnal, aksi tawuran di kawasan Manggarai sudah membudaya sejak 1970-an. Ade mengatakan, penyulutnya beragam, tapi umumnya karena alasan sepele. Mulai dari masalah petasan, masalah tak sengaja bersenggolan di jalan, hingga masalah perempuan.

“Kalau dicari di Google kan itu sejak 1970. Ya kadang karena masalah kecil, masalah petasan, masalah senggolan, kadang masalah cewek,” kata Ade kepada awak media, Jumat, 9 Mei 2025.

Ervana Trikarinaputri

Lulusan program studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus