Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mendesak peran aktif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memulai proses dialog dan berusaha menyelesaikan akar konflik utama Palestina dan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak terlihatnya PBB dalam upaya penyelesaian konflik Palestina menjadi kritik tajam terhadap eksistensi lembaga ini," kata Meutya melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 11 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meutya mengatakan penyelesaian konflik Palestina dan Israel tidak bisa dilakukan secara unilateral. Menurutnya, PBB harus menolak segala solusi yang diputuskan secara unilateral.
Dia mengatakan perang yang terjadi di Gaza, Palestina, saat ini telah menelan banyak korban jiwa.
Menurutnya, konflik di Palestina yang terus bergulir tak lepas dari akar konflik utama yang terjadi sejak tahun 1948, di mana direbutnya wilayah Palestina oleh Israel. Ini ditambah lagi represi dan diskriminasi yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina selama bertahun-tahun.
Karena itu, kata dia, Komisi I DPR RI mengimbau PBB memikirkan jalur dialog dan solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang.
"Solusi jangka pendek seperti dihentikannya segala bentuk kekerasan baik oleh Israel dan Hamas," ujar Meutya.
Selain itu juga dukungan seluruh negara (termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Iran, Lebanon) dalam mewujudkan perdamaian yang berbentuk solusi jangka panjang two-state solution, dimana terbentuknya negara Palestina merdeka yang berdasarkan hukum internasional dan parameter yang telah disepakati secara internasional.
Dia melanjutkan, peran pemerintah Indonesia adalah agar konsisten berpegang teguh pada amanah konstitusi di mana menentang berbagai bentuk penjajahan di muka bumi dan terus mendukung kemerdekaan Palestina.