Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Usmar Ismail, wartawan dan sutradara film Indonesia, akan diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021. Usmar diberi gelar Pahlawan Nasional bersama dengan tiga toko lain, yakni Sultan Aji Muhammad Idris, Raden Aria Wangsakara, dan Tombolotutu.
Dilansir dari tempo.co, Usmar diberi gelar Pahlawan Nasional karena perannya sebagai wartawan dan sutradara telah memberikan makna penting terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun akan menerima gelar Pahlawan Nasional, nama Usmar Ismail sebenarnya telah dikenal di dunia perfilman Indonesia.
Dikuti dari Antara, Usmar telah menghasilkan tiga film yang hingga kini masih sering dipuji kualitasnya, yakni “Darah dan Doa” (1950), “Lewat Djam Malam” (1954), dan “Tiga Dara” (1955). Film-film yang disutradarai oleh Usmar tersebut memiliki makna yang mendalam.
Salah satu filmnya yang berjudul “Lewat Djam Malam” bahkan masih menerima berbagai penghargaan hingga hari ini. Pada Festival Film Asia Pasifik 1954, sebagaimana dilansir dari mooc.unair.ac.id, film tersebut memperoleh penghargaan sebagai Film Terbaik.
Tidak hanya itu, A.N. Alcaff dan Dhalia, dua pemeran dalam film tersebut, masing-masing memenangkan penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terbaik. Bahkan, sebagaimana dilansir dari coconuts.co, sutradara tersohor Hollywood, Martin Scorsese memilih “Lewat Djam Malam” sebagai salah satu film yang akan direstorasi dalam proyek Criterion Collection 2020.
Selain dikenal sebagai sutradara, Usmar Ismail juga dikenal sebagai wartawan. Dilansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, Usmar bersama dengan dua rekannya, Syamsuddin Sutan Makmur dan Rinto Alwi, mendirikan sebuah harian surat kabar bernama Rakyat. Ketika pindah ke Yogyakarta, Usmar juga sempat mendirikan surat kabar bulanan Arena dan harian Patriot.
Sebagai seorang wartawan yang berkarir di tengah kolonialisme Belanda, Usmar kerap menulis berita yang kritis dan pedas. Usmar pernah ditangkap dan dijebloskan ke penjara oleh Pemerintah Kolonial Belanda saat masih bekerja di kantor berita Antara pada 1948. Kala itu, berita tulisannya mengenai Perundingan Belanda dan Indonesia dianggap subversif.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.