Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

KPAI Desak Evaluasi Harian Makan Bergizi Gratis

KPAI mendesak Badan Gizi Nasional melakukan evaluasi dan koordinasi harian dalam penyelenggaraan proyek makan bergizi gratis.

2 Mei 2025 | 20.47 WIB

Kepala BGN Dadan Hindayana saat mengunjungi para siswa yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Cianjur, Jawa Barat, karena mengalami gejala gangguan kesehatan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 24 April 2025. ANTARA/HO-Badan Gizi Nasiona
material-symbols:fullscreenPerbesar
Kepala BGN Dadan Hindayana saat mengunjungi para siswa yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Cianjur, Jawa Barat, karena mengalami gejala gangguan kesehatan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 24 April 2025. ANTARA/HO-Badan Gizi Nasiona

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mendesak Badan Gizi Nasional dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi untuk melakukan evaluasi dan koordinasi harian dalam penyelenggaraan proyek makan bergizi gratis (MBG).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan, sebenarnya proyek MBG yang menjadi program unggulan pemerintahan Prabowo Subianto memiliki tujuan yangb positif di tengah berlangsungnya gempuran jajanan anak yang tak menjamin pemenuhan gizi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tetapi, tujuan mulia ini harus dibarengi dengan pengawasan ketat dan keterlibatan masyarakat agar MBG dapat terus berlangsung dengan baik," kata Jasra dalam keterangan tertulis yang diperoleh Tempo, Jumat, 2 Mei 2025.

Pelbagai kisruh yang terjadi dalam penyelenggaraan MBG, kata dia, seperti misalnya kasus keracunan hingga adanya mitra dapur umum yang belum menerima upah pembayaran, tidak boleh lagi terjadi.

KPAI, dia melanjutkan, mendorong agar proyek MBG dilakukan dengan menerapkan sistem keterbukaan, gotong royong, dan melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan agar penyelenggaraannya dapat terjamin dan berkualitas.

"Kami juga meminta BGN untuk melibatkan ahli independen serta penerima manfaat dalam kebijakan, program, pembiayaan, dan tata kelola penyelenggaraan MBG," ujar dia.

Sebelumnya, kasus keracunan penyelenggaran proyek MBG kembali terjadi. Kali ini, 176 warga dan 78 siswa mengalami keracunan usai menyantap hidangan MBG.

Kasus keracunan usai menyantap hidangan MBG, bukan pertama kali yang terjadi. Jauh sebelum itu, siswa di Sukoharjo, Jawa Tengah dan di Bandung, Jawa Barat juga mengalami keracunan.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, instansinya masih menunggu hasil laboratorium tes mikrobiologi dari sampel makananan yang diuji.

"Masih tunggu hasil untuk sampel makanannya," kata Dadan.

Namun, dia melanjutkan, untuk hasil tes air dan fasilitas alat makan yang digunakan penerima manfaat di Cianjur menunjukkan tidak ada permasalahan.

"Hasil tes dari air dan alat makan no problem. Cuma yang sampel kami masih menunggu keluar hasilnya," ujar guru besar IPB University itu.

Mengenai evaluasi harian, Dadan mengatakan BGN akan selalu siap dalam melakukan evaluasi dan koordinasi. Ia menyebut, evaluasi dan koordinasi rutin dilakukan. "Kegiatan rutin itu (evaluasi dan koordinasi)" katanya.

Andi Adam Faturahman

Berkarier di Tempo sejak 2022. Alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular, Jakarta, ini menulis laporan-laporan isu hukum, politik dan kesejahteraan rakyat. Aktif menjadi anggota Aliansi Jurnalis Independen

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus