Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Luhut Akui Indonesia Masuk Masa Kritis Penanganan Virus Covid-19

Wakil Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut, mengatakan masa kritis selama 2-3 bulan ke depan.

19 September 2020 | 00.31 WIB

Kepadatan kendaraan yang terjadi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, 11 September 2020. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali sebagai langkah rem darurat terkait penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19) mulai Senin, 14 September 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Kepadatan kendaraan yang terjadi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, 11 September 2020. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali sebagai langkah rem darurat terkait penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19) mulai Senin, 14 September 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia sedang memasuki masa krisis atau critical time penyebaran virus Corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Masa krisis diperkirakan berlangsung dua hingga tiga bulan mendatang sampai imunisasi vaksin terealisasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami harapkan pada Desember ke depan pemerintah sudah menyiapkan injeksi (vaksin) di tempat-tempat yang diprioritaskan, terutama (pekerja) bidang kesehatan. Dengan demikian, (pandemi) akan mulai terkendali,” ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Jumat petang, 18 September 2020.

Luhut mengakui terjadi tren kenaikan kasus positif corona secara nasional pada September bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sepanjang bulan ini, sekitar 3.000 kasus bertambah setiap hari sehingga jumlah total pasien positif corona di Indonesia tembus di atas 200 ribu.

Lonjakan kasus Corona terjadi lantaran pemerintah telah membuka berbagai kegiatan ekonomi yang kemudian mendorong munculnya ketidaksiplinan di pelbagai pihak.

Akibatnya, kendati jumlah pasien sembuh terus naik, angka kematian dan infeksi juga melonjak. Menurut Luhut, krisis akan terlewati seumpama vaksin telah diproduksi dan diimunisasi ke masyarakat.

Sambil menunggu masa krisis terlewati, Luhut mengatakan perlu upaya ekstra untuk mencegah penyebaran wabah yang lebih luas. “Harus kompak dan jangan saling menyalahkan. Kami akan selesaikan (pandemi) dengan baik dan mengupayakan jangan sampai terjadi outbreak,” ucap Luhut.

Luhut menjelaskan upaya untuk mencegah penularan Covid-19 dilakukan dengan penyediaan pusat-pusat karantina di delapan daerah dengan angka kasus tertinggi.

Delapan daerah tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, dan Sumatera Utara.

Dia juga meminta pemerintah daerah melakukan upaya preventif di perkantoran dengan mengecek sirkulasi udara. Menurut Luhut, sirkulasi udara perkantoran bisa menjadi sumber masalah bagi penularan virus.

Luhut juga mengupayakan perbaikan tata-kelola rumah sakit, penataan manajemen intensive care unit atau ICU, pelatihan sumber daya manusia, dan penyediaan obat serta peralatan untuk pasien.

Luhut menyebut akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak rumah sakit rujukan pasien corona di delapan provinsi.

Pihaknya pun telah melakukan sinkronisasi data dengan pemerintah-pemerintah daerah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu mengaku telah berbicara dengan gubernur setempat, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Kementerian Kesehatan untuk menyisir adanya selisih jumlah pasien.

Dengan upaya itu, Luhut memastikan saat ini hampir tidak ada lagi perbedaan angka. Selanjutnya, ia menyatakan pemerintah akan terus menggencarkan pengetesan dan penelusuran terhadap masyarakat yang terindikasi terpapar virus corona.

Dalam dua pekan, Luhut menargetkan adanya perkembangan yang cukup baik untuk penanganan Covid-19. Target itu termasuk penurunan penambahan kasus harian, peningkatan recovery rate, dan penurunan mortality rate.

 

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus