Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang mengirimkan surat edaran ke sekolah-sekolah yang berisi larangan untuk menggelar acara terkait Hari Valentine.
"Dinas Pendidikan sudah membuat surat edaran atas seizin saya. Edaran isinya tidak boleh merayakan Valentine. Sekolah jangan sampai mempunyai program berkaitan dengan Valentine," kata Bupati As'at, Kamis, 11 Februari 2016.
As'at menceritakan valentine itu sebenarnya peristiwa protesnya orang yang dicegah rasa cintanya. "Sehingga kemudian dia berkorban, untuk melakukan apapun saja untuk menunjukkan bahwa cintanya itu tulus. Sampai dikatakan oleh orang-orang hari itu adalah hari kasih sayang," kata As'at.
Masyarakat, kata bupati yang juga seorang ulama ini, tidak boleh serta merta memaknai kalau tidak merayakan valentine, berarti itu tidak punya kasih sayang.
"Itu ekspresi kasih sayang yang salah menurut saya, sehingga terjadi seperti itu (Valentine Day)," katanya.
As'at berharap pelajar dan pemuda pemudi Lumajang tidak usah latah dengan ikut-ikutan merayakan Hari Valentine. "Kalau memang mau mencurahkan kasih sayang, adat kita sudah mengatur terutama agama kita. Sudah ikuti itu saja," katanya.
Dia mengatakan ikut-ikutan merayakan, apalagi kalau disertai dengan perbuatan yang melanggar, ya haram hukumnya.
Karena itu, As'at mengimbau untuk tidak usah ikut-ikutan merayakan. Dia mengatakan dengan saling menghormati, itu sudah merupakan kasih sayang.
Sebenarnya pengendali utama untuk menghindarkan anak agar tidak memiliki pemahaman yang keliru soal hari valentine adalah orang tua.
"Orang tua harus paham bahwa valentine itu adalah cara mengekspresikan kasih sayang yang salah, yang tidak perlu diadakan peringatannya," katanya. Setiap hari menyayangi orang tua dan yang tua menyayangi yang muda, pemahaman seperti itu yang harus diberikan.
DAVID PRIYASIDHARTA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini