Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Panitia Anggap Buku Felix Siauw Layak Dibedah di IIBF

Panitia mengakui Felix Siauw adalah sosok yang kontroversial.

6 September 2019 | 19.38 WIB

Penceramah Felix Siauw di Masjid Fatahillah di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu 26 Juni 2019. ISTIMEWA
Perbesar
Penceramah Felix Siauw di Masjid Fatahillah di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu 26 Juni 2019. ISTIMEWA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Indonesian International Book Festival (IIBF), Djadja Subagdja mengatakan buku Felix Siauw yang berjudul Wanita Berkarir Surga layak dibahas dalam panel bedah buku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Layak. Artinya, ya, tidak melanggar hukum. Memang beliau kan penulis juga. Ketika beliau hadir hanya membahas buku, ya, why not?" kata Djadja kepada Tempo di Jakarta Convention Center, Jumat, 6 September 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, yang paling penting isi buku itu tak melanggar hukum di Indonesia. IIBF juga dikatakannya telah memiliki beberapa persyaratan teknis sebelum buku itu ditetapkan dalam panel.

Djadja bercerita, buku itu berisi wanita panutan di dalam Islam agar menjadi teladan bagi wanita zaman sekarang. Menurut laporan seksi acara, bedah buku itu didominasi oleh tim kreatif Felix Siauw. "Felix sampaikan paparannya terakhir. Enggak lama karena waktunya juga cuma satu jam," katanya.

Meski begitu Djadja mengakui Felix adalah sosok yang kontroversial. Ketika usulan keterlibatan Felix itu diketok palu panitia, Djadja mengatakan pihaknya telah mengingatkan agar pihak Felix hanya akan menyampaikan hal-hal terkait buku tersebut.

"Ya itu, tolong bicara jangan jauh-jauh. Ya harus bicara buku. Itu sudah dibicarakan ke tim dan penerbitnya," kata dia.

Felix Siauw mengisi panel bedah buku IIBF pada Rabu, 4 September 2019. Keterlibatan Felix itu menuai penolakan sastrawan Goenawan Mohamad yang sedianya menjadi pembicara diskusi pada Jumat, 6 September 2019. Penolakan itu karena Felix dianggap menentang asas NKRI dengan mendukung khilafah.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus