Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Peneliti LIPI Sarankan Golkar Tinggalkan Branding Model Jadul Seperti Baliho

Siti Zuhro mengingatkan agar Partai Golkar melakukan branding dengan politik pencitraan yang edukatif. Bukan dengan papan baliho.

16 Oktober 2021 | 15.50 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat 5 Maret 2021. Rapimnas yang bertemakan 'Golkar Optimis Indonesia Sehat dan Sejahtera' tersebut membahas strategi pemenangan pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan juga Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 2024. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Perbesar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat 5 Maret 2021. Rapimnas yang bertemakan 'Golkar Optimis Indonesia Sehat dan Sejahtera' tersebut membahas strategi pemenangan pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan juga Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 2024. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menyarankan Partai Golkar meninggalkan model pencitraan politik yang jadul atau ketinggalan zaman, seperti papan baliho. “Kalau partai masih model jadul ya ditinggal,” kata Siti dalam seminar daring, Sabtu, 16 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Siti mengatakan, partai yang mampu memimpin, membawa mindset baru, dan kultur baru akan diminati pemilih. Apalagi dengan pemilih milenial dalam jumlah yang besar, Siti mengingatkan agar Partai Golkar melakukan branding dengan politik pencitraan yang edukatif. Bukan dengan papan baliho. “Hadir dengan kebaruan yang mencerahkan dan mengedukasi, karena partai seperti itu yang disukai,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Siti, Partai Golkar harus mampu mendorong dan berperan penting dalam membuat kompetisi dan kontestasi lebih sehat. Tujuannya supaya siapapun yang menang di pemilihan legislatif maupun presiden betul-betul dihormati.

Siti juga menyarankan agar partai politik dapat mempromosikan kader-kader yang berkualitas, mampu meyakinkan, dan memberikan prospek positif. “Jadi convincing dan promising. Kalau itu mampu diberikan, pasti kegandrungan pemilih pada Golkar akan sangat besar,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa Partai Golkar berpeluang menjadi pemenang dalam Pemilu maupun Pilpres 2024. 

“Secara refleksi tidak berlebihan untuk meninggikan harapan bahwa 2024 ada potensi Golkar memimpin perolehan di pemilu maupun pilpres,” kata Dedi.

Dedi mengatakan, tidak banyak pemilih di Indonesia yang loyal pada partai politik. Ketika ada seorang tokoh yang berpengaruh dan citra partai politiknya tidak terlalu buruk, maka dua kekuatan tersebut akan solid jika digabungkan.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus