Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengingatkan pentingnya kebijaksanaan, terutama bagi Cina dan Amerika Serikat, yang tengah bersaing di Asia Pasifik. Prabowo menyerukan kepada pemimpin Cina dan AS agar tak melupakan tanggung jawab kepemimpinan mereka secara global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Prabowo menyampaikan ini dalam The IISS Shangri-La Dialogue, Singapura, pada Sabtu, 1 Juni 2024. Ketika menjadi pembicara dalam forum pertahanan dunia itu, presiden terpilih itu menekankan pentingnya kolaborasi dari pada persaingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Negara-negara di dunia ini bergantung dan mengandalkan, serta menuntut kearifan dan manfaat dari negara-negara besar,” ucap Prabowo, dikutip dari keterangan tertulis, merujuk pada Cina dan AS yang disebutnya mewakili peradaban besar.
Prabowo meyakini semua pihak dapat bekerja sama dan berkolaborasi dalam mencapai kebaikan bersama umat manusia. Ketua Umum Gerindra ini mengatakan kekuatan besar punya tanggung jawab, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang memungkinkan peningkatan standar hidup.
“Namun, tanpa kebijaksanaan, tanpa niat baik, ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat dengan cepat membawa bencana bagi dunia kita,” ucap Prabowo, menggarisbawahi pentingnya patriotisme sebagai bekal kebijaksanaan.
Washington geram dengan Beijing yang disebut menjadi lebih berani dalam beberapa tahun terakhir. Baru-baru ini Cina meluncurkan apa yang disebutnya sebagai latihan “hukuman” di sekitar Taiwan.
Cina juga sangat marah atas semakin dalamnya hubungan pertahanan regional AS, khususnya dengan Filipina. Sekutu ini konsisten melakukan penempatan kapal perang dan jet tempur di Laut Cina Selatan.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin bertemu dengan Menteri Pertahanan Cina, Dong Jun, di sela-sela Shangri-La dialog pada Jumat, 31 Mei 2024. Kedua belah pihak berupaya untuk meredakan perselisihan mengenai berbagai masalah mulai dari Taiwan hingga aktivitas militer Tiongkok di Laut Cina Selatan.
DANIEL A. FAJRI | REUTERS