Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Universitas Padjadjaran atau Unpad menciptakan terobosan canggih dalam pengendalian larva nyamuk Aedes aegypti yang dapat membawa penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim mahasiswa yang beranggotakan 5 orang dari berbagai fakultas ini merancang robot "Ofelos Larvasida Ball" yang mengintegrasikan IoT (Internet of Things) dengan ekstrak daun ciplukan dan kemangi untuk mendeteksi, menyedot, dan mengendalikan larva nyamuk tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan wawancara Tempo.co, daun ciplukan dan kemangi dipilih karena memiliki senyawa-senyawa yang efektif merusak sistem di dalam tubuh larva. Selain itu, mereka ingin memaksimalkan kegunaan tanaman yang biasanya hanya dimanfaatkan buahnya ini guna mengendalikan larva secara ramah lingkungan.
Proses Pembuatan Robot
Di samping ingin memerangi DBD, robot Larvasida Ball ini juga dibuat dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Atas ide brilian ini, Alifia Febriani (Agribisnis), Dira Purwasih (Agribisnis), Siti Wahyu Sintasari (Kimia), Veadora Yasminingrum (Teknik Elektro), dan Adinda Salsabila (Teknik Informatika) akhirnya berhasil mendapatkan pendanaan untuk proyek mereka.
Dalam pengerjaannya pun terdapat peran khusus yang diemban masing-masing anggota tim. Alifia sebagai ketua, Dira sebagai pengelola media sosial, Sintasari sebagai periset formulasi granula, Veadora sebagai mekanik, dan Adinda sebagai web developer.
Pembuatan robot ini tak mudah, banyak proses yang telah dilalui kelima mahasiswi tersebut sejak Februari 2023 lalu. Sejak saat itu, mereka mulai meriset tentang bahan apa saja yang bisa digunakan, sistem kerja robot, lokasi yang tepat untuk menempatkan robot, hingga akhirnya menjadi robot yang utuh dan dapat digunakan.
“Kita itu awalnya mengikuti seleksi tingkat universitas dulu, setelah lolos baru nanti ke tingkat nasional,” kata Dira saat diwawancara Putri Safira dari Tempo, Selasa, 19 September 2023.
Dari sekitar 42.000 proposal yang masuk untuk kegiatan PKM-KC, proyek mereka menjadi salah satu dari 5.000 proposal yang terpilih.
Kendala dan Rintangan
Robot Larvasida Ball memiliki ukuran kecil yang efektif dalam mengatasi larva penyebab DBD yang sering ditemukan di selokan. Yang membuatnya istimewa adalah penggunaan IoT untuk menggerakkannya, kamera yang merekam kondisi sekitar, dan kemampuannya untuk digunakan secara nirkabel melalui internet.
Dalam pengerjaan robot ini, tentu ada kendala yang harus dihadapi tim Ofelos Larvasida Ball. Tantangan terbesar datang dari perancangan mesin robot tersebut.
“Dari hardware-nya, PCD-nya (Positional Closed-Loop Control) itu lumayan tricky untuk kita sambungkan. Karena ada beberapa yang tidak sesuai deperti PCD-nya, tegangannya. Jadi kemarin itu sempat terbakar, jadi kami harus memperbaikinya dan itu cukup kompleks,” ungkap Veadora dalam wawancara.
Selain itu, masalah lain timbul dari jaringan internet. Karena dikontrol dari jarak jauh menggunakan koneksi WiFi, terkadang robot tak mendapatkan koneksi yang baik, sehingga cukup sulit untuk menggerakkan robot tersebut.
Meski demikian, tim Ofelos terus mengembangkan terobosan ini sehingga diharapkan dapat berkontribusi pada berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dosen pembimbing mereka, Vira Kusuma Dewi pun berpendapat bahwa semua mahasiswa bisa melakukan hal yang sama.
“Sebenarnya semua mahasiswa itu punya kemampuan, tinggal mereka menggali potensi apa yang mereka punya dana coba mencari ide. Sebenarnya kan ide-ide seperti ini banyak di lingkungan sekitar,” ujar Vira.