Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Manado - Ratusan sarjana lulusan Universitas Negeri Manado (Unima) belum memiliki ijazah meski telah diwisuda pada Oktober 2016. Mereka adalah sarjana S-1 dari berbagai fakultas.
Aldo, salah satu alumnus, mengatakan yang belum mendapatkan ijazah dari Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Ekonomi, serta Fakultas Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam. "Beberapa fakultas lain juga ada yang belum memiliki ijazah. Padahal kami sudah diwisuda pada Oktober 2016," katanya di Jalan Tondano, Manado, Rabu, 5 Juli 2017.
"Sudah beberapa kali menghadap rektor dan pegawai yang membidangi itu, tapi ijazah belum ada juga sampai sekarang. Dijanjikan segera diberikan, tapi sudah hampir satu tahun belum ada realisasinya," ucap Aldo.
Belum keluarnya ijazah itu bermula dari adanya kesalahan administrasi, sehingga membuat Rektor Unima Prof Julyeta Paula Runtuwene enggan menandatangani tanda kelulusan itu.
Atas nama rektor, Pembantu Rektor IV Rony Tuna mengatakan biro akademik sudah diperintahkan mempercepat penyelesaian masalah tersebut. "Sudah ada komunikasi antara ibu rektor dan Biro Akademik untuk menyelesaikan permasalahan ini. Jadi masalah ini sedang diselesaikan," katanya.
Tuna menjelaskan, rektor tidak mau tanda tangan karena beredar isu ribuan sarjana Unima sudah mendapatkan ijazah tapi belum terdaftar di pangkalan data. "Apa artinya sudah memiliki ijazah tapi tidak diakui," ujarnya.
Supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari, menurut dia, rektor memutuskan tidak buru-buru menandatangani ijazah tersebut. "Ijazah itu belum ditandatangani dan untuk sementara masih dalam proses penelitian," kata Tuna.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini