Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bogor - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) latihan bersama Malaysia-Indonesia Darat Samudra Angkasa (Latgabma Malindo Darsasa)-10AB/2019, untuk penanggulangan terorisme selama sepekan. Latihan yang berlangsung sejak Jumat, 19 Juli 2019 di Pusat Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu ditutup dengan suka cita, Ahad siang, 28 Juli 2019.
"Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi, kepada seluruh prajurit TNI dan ATM atas segala disiplin, dedikasi, kesungguhan dan semangat Malindo yang dicurahkan," ujar Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat membacakan amanat dari Asos Panglima TNI, Mayjen TNI Ganip Warsito.
Nyoman mengatakan isu terorisme dan radikalisme kini menjadi ancaman yang dihadapi bangsa-bangsa di dunia. Maka, gelombang intoleransi dan kebencian sebagai efeknya, menjadi ancaman serius bagi perdamaian, pembangunan dan hak asasi manusia.
"Tragedi yang menimpa sahabat kita di Filipina tentunya menjadi peringatan khusus baik kepada Indonesia dan Malaysia.” Mekanisme dan jaringan kerja sama yang solid sangat diperlukan untuk mengantisipasi serta menanggulangi bentuk-bentuk kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan ini.
Latihan Gabungan Bersama Malindo Darsasa-10AB/2019 ini melibatkan 234 personel TNI dan 136 personel ATM. Ratusan tentara ini melaksanakan serangkaian latihan mulai dari Subject Matter Expert Exchange (SMEE), Table Top Exercise (TTX), Force Integration Training (FIT), Tactical Floor Games (TFG), dan Field Training Exercise (FTX).
Mereka juga berlatih menembak reaksi, menembak sniper, Explosive Ordance Devices (jihandak), Rapelling dan Fastroping, Close Quarter Combat (Serbuan Gedung), Serbuan Pesawat, serta Serbuan Kapal Laut.(KR-MFS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini