Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

24 April 2016 | 18.52 WIB

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Perbesar
Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Tolikara - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan aksi bentrok di Distrik Gika dan Panaga, Kabupaten Tolikara sejak 9 April 2016 hingga kini telah menyebabkan 32 warga terluka dan satu orang tewas. Menurut BBC, jumlah yang tewas mencapai dua orang dan 95 rumah dibakar.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Jayapura, Minggu, mengatakan penyebab bentrok atau konflik sosial ini adalah persoalan pembagian bantuan dana Respek yang dinilai tidak adil antar distrik. "Karena telah berlangsung sejak 9 April hingga kini, akhirnya BPBD Kabupaten Tolikara melaporkan kejadian ini kepada posko BNPB dan meminta bantuan," katanya.

Menurut Sutopo, tercatat satu orang meninggal dunia (David Manipo, 24 th), 17 orang luka berat dan 15 orang luka ringan dengan kerugian materi adalah 95 unit rumah terbakar. "Selain itu juga kerusakan pertanian, penjarahan ternak dan kehilangan harta benda, yang mana kerugian keseluruhan masih dalam perhitungan BPBD," ujarnya.

Penyebab
Dalam keterangan kepada BBC Indonesia, Feri Kagoya selaku kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tolikara mengatakan konflik tersebut berlangsung antara warga Distrik Gika dan Distrik Panaga sejak 9 April 2016 hingga Minggu (24/04).

Penyebab konflik tersebut, sebagaimana dipaparkan Feri, adalah kecemburuan mengenai pembagian dana bantuan pemerintah. “Warga salah satu distrik merasa dana bantuan ke distrik lain jauh lebih besar. Ini menjadi pemicu,” ujar Feri.

Bupati Tolikara, Usman Wanimbo, kepada BBC membantah bahwa bantuan dana pemerintah menjadi penyulut aksi kekerasan. Dia berkeras bahwa pertikaian antarwarga disebabkan masalah perzinahan.

“Tidak ada sangkut pautnya dengan dana bantuan pemerintah, ini murni semata-mata perzinahan. Warga salah satu distrik yang marah berupaya membalas dendam ke distrik lain,” kata Usman.

Sutopo menjelaskan BPBD Tolikara, SKPD, TNI dan Polri telah berada di lokasi konflik dan melakukan pendamaian antara kedua belah pihak. "Potensi konflik masih tinggi karena diduga ada dendam di kedua belah pihak, namun BPBD dan pemerintah daerah telah melakukan penanganan darurat, sayangnya APBD Tolikara yang terbatas membuat bantuan tersendat," katanya lagi.

Dia menambahkan masyarakat banyak yang mengungsi ke distrik lain, namun BPBD Tolikara berusaha memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi meskipun kendala di lapangan adalah medan yang sangat berat.  "Kendaraan roda empat tidak dapat menjangkau daerah konflik karena medan sangat berat, BPBD Tolikara telah meminta agar bantuan diberikan melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang atau helikopter," ujarnya lagi. 

ANTARA | BBC

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Burhan Sholihin

Burhan Sholihin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus