Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Yudo Margono: Anak Petani, Masalah KRI Nanggala, hingga Jadi Panglima TNI

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono berasal dari keluarga petani sederhana di Madiun, Jawa Timur. Dari 12 temannya yang daftar AAL, hanya Yudo lolos.

20 Desember 2022 | 09.50 WIB

Presiden Joko Widodo melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Senin, 19 Desember 2022. Yudo merupakan calon tunggal Panglima TNI pilihan Jokowi. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Presiden Joko Widodo melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Senin, 19 Desember 2022. Yudo merupakan calon tunggal Panglima TNI pilihan Jokowi. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono hari ini mengikuti serah terima jabatan dengan pendahulunya Jenderal Andika Perkasa, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Serah terima dilakukan setelah kemarin Yudo dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Panglima TNI pertama sejak 2014 yang berasal dari angkatan laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Yudo lahir 26 November 1965 dan dibesarkan di Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur dari keluarga sederhana yang berprofesi sebagai Petani. Ia mengenyam pendidikan dasar di SDN 02 Garon dan menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Mejayan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selepas lulus SMA, Yudo mendaftar di TNI AL bersama teman-temannya. Namun dari 12 temannya, hanya Yudo yang masuk dan diterima di Akademi Angkatan Laut," demikian keterangan pers TNI, Selasa, 20 Desember 2022.

Karier TNI Yudo bermula sejak lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL 33) pada 1988 dan mendapat penugasan pertama jabatan Aspadiv Senjata Artileri Rudal KRI Wilhelmus Zakaria Johannes-332 pada 1988. Berikutnya beberapa penugasan lain seperti Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara-364, Palaks

Kemudian, Komandan Lanal Tual dari 2004 sampai 2006, Komandan KRI Ahmad Yani-351 dari 2006 sampai 2008, Komandan Lanal Sorong dari 2008 sampai 2010, dan Komandan Satkat Koarmatim dari 2010 sampai 2011. Lalu, Komandan Satkor Koarmatim  dari 2011 sampai 2012, Komandan Kolat Koarmabar dari 2012 sampai 2014, Paban II/Opslat Sopsal dari 2014 sampai 2015.

"Berbagai penugasan di kapal perang RI dan sejumlah jenjang pendidikan militer telah diikuti dengan baik demikian juga dengan jabatan dalam karier militernya," tulis pihak TNI.

Pada 2015, Yudo mendapat promosi jabatan sebagai Komandan Lantamal I Belawan dengan pangkat bintang di pundak jadi Laksamana Pertama TNI. Setahun kemudian mendapat kepercayaan jabatan sebagai Kepala Staf Koarmabar. Selanjutnya dia mendapat promosi jabatan Laksamana Muda TNI sebagai Pangkolinlamil pada 2017 hingga 2018 dan Pangkoarmabar Tahun 2018.

Pada 2018 terjadi validasi organisasi perubahan nama Armada TNI AL menjadi armada bernomor dan Pangkoarmada I. Yudo pun diberikan kepercayaan untuk memimpin.

Dari 2019 hingga 2020, dia mendapat kepercayaan jabatan sebagai Pangkogabwilhan I Bintang tiga (Laksamana Madya TNI).  Yudo saat itu disebut melakukan sejumlah aksi, mulai dari mengusir kapal-kapal asing yang melanggar kedaulatan negara, pencurian kekayaan laut Indonesia di wilayah perairan Natuna hingga penanganan Bencana nasional bahkan dunia yaitu Pandemi Covid-19.

Tapi pada April 2021, Yudo yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono diterpa oleh tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402. Kapal selam ini hilang kontak saat melakukan penyelaman di perairan utara Pulau Bali pada Rabu, 21 April 2021. 

Setelah pencarian selama 72 jam, TNI AL secara resmi menyatakan bahwa kapal selam itu tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021. Sebanyak 53 awak kapal dinyatakan tewas dalam insiden tersebut.

Kala itu, Yudo memastikan kejadian tersebut bukan karena faktor kesalahan manusia atau human error. Ia menyebut sesaat sebelum hilang kontak, seluruh peralatan kapal selam itu terpantau berfungsi dengan baik.

Saat proses menyelam, kata Yudo, KRI Nanggala sudah melalui prosedur yang betul. Kru pun terpantau menjalankan perannya sesuai tugas. "Saat mulai menyelam diketahui lampu masih menyala semua, artinya tidak blackout. Saat menyelam langsung hilang," kata Yudo dalam konferensi pers, Ahad, 25 April 2021.

Pada November 2021, nama Yudo sempat mencuat menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Tapi kala itu, Jokowi lebih memilih Andika Perkasa sebagai pengganti Hadi. Hingga akhirnya pada Desember 2022, Jokowi mengajukan nama Yudo. DPR menyetujui nama tunggal yang diusulkan Jokowi tersebut.

Tapi jabatan Yudo tidaklah lama. Dia hanya akan menjabat sampai November 2023 sebelum digantikan oleh prajurit lain sebagai Panglima TNI. Meski hanya menjabat kurang dari setahun, Yudo tidak ingin menganggapnya sebagai kendala. 

"Dari dulu tidak pernah berpikir masa jabatan berapa lama, berapa panjang kita melaksanakan tugas yang dibebankan kepada kita kita laksanakan seoptimal mungkin demi negara dan bangsa kata pak presiden," ujarnya di Istana Negara kemarin.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus