TEMPO.CO, Bogor - Tidak mudah bagi polisi untuk mengungkap pembunuhan Grace Gabriela Bimusu, bocah 5 tahun yang ditemukan tewas dalam karung di Perumahan Bogor Asri, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Selain tidak ada saksi yang melihat perbuatan tersangka, petunjuk yang ditemukan polisi sangat sedikit. “Memang hambatannya banyak sekali, karena minim informasi dan minim petunjuk,” kata Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Andi M. Dicky, Jumat, 25 Mei 2018.
Kendala itu tidak membuat penyidik menyerah. Setelah lebih dari tiga minggu menekuni bukti-bukti yang ditemukan, polisi akhirnya menetapkan R sebagai tersangka. Remaja 15 tahun itu tidak lain adalah tetangga korban.
“Pelaku melakukannya di dalam rumah sekitar pukul 11.00,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor Ajun Komisaris Bimantoro Kurniawan. “Saat itu rumah sepi, karena ayahnya bekerja dan ibunya sedang mengantar adiknya sekolah.”
Grace Gabriela adalah anak kedua pasangan Jemi Bimusu dan Immy Nancy Elisa Simatupang. Bocah 5 tahun itu dilaporkan hilang pad 30 April 2018. Immy terakhir kali melihat putrinya sekitar pukul 09.00. Saat itu, Grace meminta uang untuk membeli es krim.
Sekitar pukul 10.00, ada saksi yang melihat Grace bermain dekat pos ronda Perumahan Bogor Asri. Setelah itu, tidak ada satu pun saksi yang mengetahui keberadaan bocah malang itu. Mayatnya ditemukan keesokan harinya sekitar pukul 01.30 terbungkus karung beras di kebun kosong tidak jauh dari rumahnya.
Bimantoro berujar, berdasarkan hasil penyelidikan, diperkirakan pembunuhan terjadi pada 30 April 2018 sekitar pukul 11.00. Saat itu, R sedang sendirian di rumahnya. Ia melihat Grace bermain di luar rumah. R kemudian mengajak korban masuk. “Rumah korban dan tersangka itu berjarak sekitar 5 meter,” ucapnya.
Menurut Bimantoro, tersangka menyimpan dendam kepada orang tua Grace. Dendam itulah yang menuntun R untuk menyakiti Grace. Namun Bimantoro tidak bersedia menjelaskan peristiwa yang melatarbelakangi dendam R kepada orang tua korban. “R membekap mulut korban hingga korban kehabisan napas dan meninggal,” tuturnya.
Setelah Grace tak bergerak, R buru-buru memasukkan tubuh korban ke karung beras. “Takut ketahuan, pelaku langsung membuang mayat Grace di kebun yang terletak persis di samping rumahnya,” kata Bimantoro.
Keterangan R itu sesuai dengan hasil otopsi yang menyebutkan Grace tewas akibat kehabisan napas. Mengenai dugaan adanya kekerasan seksual, Bimantoro belum bisa memastikan. “Masih kami dalami, karena pelaku belum mengakui, baru bilang membunuh,” ujarnya.
Bimantoro menegaskan, penyidikan pembunuhan Grace Gabriela Bimusu ini belum rampung. Penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat sangkaan terhadap R. “Kami akan melakukan pemeriksaan lagi, sehingga apa yang menjadi sangkaan penyidik sesuai dengan hasil visum dan keterangan saksi-saksi,” tuturnya.