TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan menggandeng Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk mengidentifikasi jumlah anggaran riset yang dibutuhkan di Indonesia.
Baca juga: Bos Bukalapak Sebut Dana Riset Rp 28 T, Jokowi: Sudah Rp 26 T
"Kami akan membantu soal research and development, kami sudah merintis, bersama dengan Kemenristekdikti, bagaimana mengidentifikasi jumlah anggaran riset, siapa yang melakukannya dan karakter risetnya seperti apa," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019.
Dengan adanya identifikasi itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah bisa melakukan pemihakan dalam belanja. Dalam belanja, ujar Sri Mulyani, biaya pendidikan, termasuk dana riset, bisai dilakukan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau dana abadi penelitian, maupun beasiswa.
"Kami sedang memikirkan endowment fund di bidang RND, bentuknya seperti apa, institusi yang menerima nanti akan kami teruskan," kata Sri Mulyani. "Kami kan bagian keuangan negaranya, tentu nanti ada dari segi instansi lainnya."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa dana riset dan pengembangan di Indonesia sudah cukup besar anggarannya. "Supaya kita semuanya tahu bahwa dana pengembangan dan riset ini kita sudah Rp 26 triliun," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, 16 Februari 2019.
Persoalan dana riset sempat menghangat kala CEO Bukalapak Achmad Zaky membuat tulisan di Twitter mengenai data terkait anggaran yang digelontorkan Indonesia guna mewujudkan Industri 4.0. Dalam cuitannya itu, berdasarkan data 2016, pemerintah Indonesia hanya menggelontorkan uang sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun yang mana menempatkan Indonesia di posisi ke-43.
Lalu, Zaky pun mencantumkan dua negara terdekat Indonesia yakni Malaysia dan Singapura yang menduduki peringkat 24 dan 25 dan sama-sama menggelontorkan dana untuk Industri 4.0 sebesar US$10 miliar atau sekitar Rp 141 triliun.
Menurut Jokowi, anggaran saat ini sudah cukup besar, namun tersebar di sejumlah kementerian dan lembaga. Justru, kata Jokowi, pemerintah saat ini sedang menyiapkan sebuah lembaga besar agar anggaran riset dan pengembangan terkumpul menjadi satu supaya arahnya jelas.
"Sehingga, inovasi-inovasi negara ini bisa muncul, muncul, muncul. Sekarang ini tersebar di kementerian dan lembaga-lembaga, sehingga fokusnya ke mana, itu yang kita benahi," ujar Jokowi.
Soal data anggaran dalam cuitannya, Achmad Zaky mengaku bahwa ia merujuk pada Wikipedia. Ia mengatakan belum mendapatkan data terbaru dan masih simpang siur. Namun, ia menegaskan bahwa substansi cuitannya adalah agar Indonesia fokus mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan riset dan teknologi. Sebab, perang ke depan bukan lagi perang antarmanusia. "Tapi pinter-pinteran, perang inovasi. Kalau enggak fokus di riset kita akan perang harga. Fokus di inovasi kita bisa jadi negara maju," kata Zaky.
Baca berita Sri Mulyani lainnya di Tempo.co
FRISKI RIANA