TEMPO.CO, Irlandia Utraa - Kegalapan dan asap menyeruak dari tiap sudut ruangan Titanic Exhibition Center atau TEC, bangunan eksibisi seluas 0,6 hektar yang berdiri di hilir sungai Lagan, Belfast, Irlandia Utara. Suasana itu menyelimuti jajaran jubah, kostum, dan pedang yang mencapai ratusan jumlahnya.
Baca: Lena Heady Sempat Depresi saat Syuting Game of Thrones
Dari baliknya, terdengar raungan naga, teriakan prajurit, dan dialog-dialog yang tak lagi asing untuk penggemar serial Game of Thrones. "When you play the game of thrones, either you win or you die", ucap salah satu tokoh utama Game of Thrones, Cersei Lannister, yang suaranya merebak dari berbagai arah.
Ya, ratusan jubah, kostum, dan pedang di TEC Belfast adalah bagian dari Game of Thrones Touring Exhibition yang dibuka resmi pada Kamis lalu, 11 April 2019. Pameran tersebut merupakai bagian dari perayaan musim terakhir Game of Thrones yang akan menghiasi layar kaca pada hari Senin, 15 April 2019, waktu Indonesia.
HBO memang tidak ingin setengah hati mengakhiri serial tv yang mengadaptasi novel The Song of Fire and Ice karya George R.R Martin tersebut. Berbagai acara dan wahana diselenggarakan untuk merayakan musim kedelapan, mulai dari menggelar pemutaran perdana di New York, membuat escape room di berbagai negara, dan yang terbaru adalah Game of Thrones Touring Exhibition di Belfast, lokasi produksi serial pemenang 47 Emmy tersebut.
Game of Thrones Touring Exhibition memajang gaun Margaery Tyrell, kostum Joffrey Baratheon, dan aksesoris, senjata, dan properti seperti mahkota milik Renly Baratheon. TEMPO | Istman MP
Eksibisi yang digelar hingga 1 September 2019 ini menonjolkan jajaran kostum dan properti dari desainer utama Game of Thrones, Michele Clapton. Di industri hiburan, Clapton terkenal lewat karya-karyanya untuk serial dan film yang bernuansa klasik serta aristokrat seperti The Crown, Sense & Sensibility, Kingsman, dan masih banyak lagi.
Game of Thrones Touring Exhibition menampilkan secara lengkap kostum-kostum yang didesain Clapton untuk serial yang sudah berjalan 65 episode itu. Misalnya, ketika memasuki ruang utama pameran, pengunjung langsung disambut dengan kostum utama keluarga Baratheon, Tyrell, dan Lannister selaku penguasa Westeros, setting utama Game of Thrones.
Baca juga: Karier Jason Momoa Terpuruk Saat Tampil di Game Of Thrones
Salah satu yang menonjol adalah gaun pernikahan mendiang Margaery Tyrell, istri dari raja Tommen Baratheon yang bunuh diri ketika mengetahui pasangannya meninggal. Gaun berwarna biru langit tersebut memiliki bahan dasar linen sutra dengan motif rangka dedaunan dan aksesoris bunga mawar yang menjuntai dari bahu hingga ke bagian paha.
Kostum Jaime Lannister, ayah dari Tommen Baratheon, juga tak kalah menonjol. Memiliki bahan dasar perpaduan kain dan lempengan besi, kostum Jaime tampil menarik dengan warna keemasan serta lapisan pelindung yang menyerupai susunan bulu elang.
Tak jauh dari posisi kostum Jaime, pengunjung juga bisa melihat baju zirah dari Sandor "The Hound" Clegane, mantan pengawal Joffrey Baratheon, raja sebelum Tommen Baratheon. Seperti apa yang terpampang di serialnya, baju zirah Clegane memiliki desain intimdatif dengan topeng zirah menyerupai kepala anjing pemburu. Selain itu, kostumnya juga memiliki karakter 'kekar' akibat susunan lempeng besi yang nyaris menutup semua anggota tubuh.
Game of Thrones Touring Exhibition memajang kostum Ned Stark, Catelyn Stark, Arya Stark, dan baju zirah Sandor "The Hound" Clegane. TEMPO | Istman MP
Melengkapi kostum yang dipajang, pemeran yang bisa dijelajahi dalam 1 jam tersebut juga memamerkan senjata para jagoan Game of Thrones. Dari Longclaw, pedang milik Jon Snow, hingga Needle, senjata Arya Stark, semua bisa dilihat dan disentuh oleh pengunjung. Bahkan, senjata-senjata yang jarang tampil seperti pisau milik The Hound hingga tombak Red Viper milik almarhum Oberyn Martell juga dipaparkan dengan lengkap dan persis seperti yang penonton lihat di serialnya.
Game of Thrones Touring Exhibition tak hanya tentang pakaian dan senjata. Walaupun kedua hal itu yang menonjol, HBO selaku penyelenggara pameran juga menyediakan sejumlah wahana untuk pengunjung yang ingin membuat kenang-kenangan. Misalnya, di salah satu bagian pameran, pengunjung bisa membuat wajah mereka menjadi salah satu koleksi the Faceless Men, sekte pembunuh yang kerap mengambil wajah orang lain sebagai alat penyamaran.
Cara menjadi salah satu koleksi the Faceless Men hampir sama seperti swafoto. Pertama, pengunjung perlu mengakses kamera yang terhubung ke instalasi the Faceless Men. Setelah itu, pengunjung harus memposisikan wajah mereka tepat di depan lensa agar instalasi bisa menampilkannya secara akurat begitu tombol rana ditekan.
Artikel lainnya:
Game of Thrones Usai, Saatnya Mengembalikan Energi yang Dikuras
Di sisi lain ruangan, pengunjung bisa melihat patung para leluhur House of Stark yang di serialnya tersusun rapi di sebuah ruang bawah tanah bernama Winterfell's Crypt. Sisi tersebut memamerkan patung-patung yang disinggung di serialnya mulai dari Rickard Stark, Brandon Stark, Lyanna Stark, Catelyn Stark, dan tentu saja Ned Stark yang tewas di musim pertama. Iron Throne, simbol kekuasaan atas Westeros tak ketinggalan tampil.
Pengunjung bisa duduk dan berswafoto di atas tahta yang menurut kisah Game of Thrones terdiri atas ratusan pedang yang ditempa dengan semburan naga Balerion. Apabila ingin hasil foto yang lebih professional, tersedia sejumlah fotografer yang jasanya jelas tidak gratis. Untuk tiga hasil jepretan profesional, wisatawan harus membayar 20 Poundsterling atau setara dengan Rp 400 ribu.
Walaupun pameran dengan harga tiket 14 poundsterling (Rp 280 ribu) tersebut menampilkan secara lengkap properti yang ada di serialnya, bukan berarti penyelenggaraannya bebas dari kekurangan. Salah satunya adalah setting pameran yang dibuat terlalu gelap sehingga sulit bagi pengunjung untuk mengambil gambar koleksi-koleksi di sana dengan jelas.
Selain penerangan yang seadanya, sejumlah wahana juga tidak memberikan keterangan harga yang jelas. Walhasil, sejumlah pengunjung ada yang 'terjebak' membayar jasa fotografer walaupun mereka tak wajib menggunakan jasanya. "Sepertinya pemeran ini sudah didesain sedemikian rupa sehingga pengunjung bisa kejebak (untuk membayar)," ujar Puspa, seorang pengunjung pameran asal Indonesia.
Terlepas dari kekurangannya, beberapa wisatawan puas dengan apa yang mereka lihat. John, pengunjung pameran asal Bolivia, menikmati apa yang dipamerkan dan tidak keberatan membayar lebih untuk mengabadikan sejumlah momen di sana. "Cukup bagus menurut saya," ujarnya singkat.
Andin, yang juga berasal dari Indonesia, memberikan komentar senada. Dia puas dengan pameran yang ada karena bisa bertemu dengan sejumlah aktor Game of Thrones. Sebagai salah satu pengunjung pertama pameran, ia sempat bertatap muka dengan Isaac Hempstead Wright dan Liam Cunningham, pemeran Bran Stark dan Davos Seaworth. "Beruntung banget bisa melihat mereka walaupun enggak sampai foto bareng," ujarnya di sela-sela pameran.