TEMPO.CO, Jakarta- Dinosaurus pemakan daging seukuran bus, Allosaurus Jimmadseni, resmi diakui sebagai spesies baru setelah 30 tahun fosilnya ditemukan di Utah, Amerika Serikat. Dinosaurus yang ditemukan pada 1990 itu telah menjelajahi dataran Amerika Utara sekitar 155 juta tahun lalu.
Sebuah studi tentang tulang Allosaurus Jimmadseni telah dipublikasikan dalam PeerJ, setelah para ahli susah payah dihabiskan waktu tujuh tahun untuk menganalisisnya. Penulis utama penelitian itu Daniel Chure, menjelaskan bahwa spesies baru itu ditemukan di bebatuan.
"Mengenali spesies baru dinosaurus di bebatuan yang diselidiki intensif selama lebih dari 150 tahun adalah pengalaman penemuan yang luar biasa," kata dia, yang juga pensiunan ahli paleontologi dari Dinosaur National Monument Utah, seperti dikutip laman Daily Mail, akhir pekan lalu.
Karnivora berbobot 4.000 pon itu memiliki panjang 29 kaki (8,8 meter). Seperti Tyrannosaurus rex, raksasa ini berlari dengan dua kaki, tapi memiliki lengan yang lebih panjang yang membuat Allosaurus Jimmadseni menjadi pemburu yang lebih baik. Nama spesies baru itu diberikan oleh ahli palaeontologi Utah, James H Madsen Jr, yang meninggal pada 2009 setelah penggalian dan mempelajari puluhan ribu tulang Allosaurus.
Fosil Allosaurus Jimmadseni merupakan contoh temuan yang baik untuk mempelajari lebih banyak lagi mengenai dunia disosaurus. Secara geologis, dinosaurus ini merupakan spesies tertua yang termasuk dalam genus Allosaurus—reptil yang berbeda—dari periode Jurassic dan Cretaceous.
Spesies ini memiliki 80 gigi dan tiga cakar tajam di ujung masing-masing lengan untuk memotong dan memakan dinosaurus lainnya. “Itu akan menjadi predator puncak dalam ekosistem saat itu,” ujar Chure.
Studi menunjukkan bahwa binatang itu memiliki beberapa bagian tubuh yang unik, termasuk tengkorak sempit dengan wajah rendah yang memanjang dengan tanduk di atasnya.
Sebelumnya, Chure mengira hanya ada satu spesies Allosaurus di Amerika Utara yaitu Allosaurus Fragilis. Tetapi studi ini mengungkapkan Allosaurus Jimmadseni telah berevolusi setidaknya lima juta tahun sebelum sepupunya Allosaurus Fragilis yang fosilnya pertama kali ditemukan pada tahun 1877.
Kedua spesies berbeda dalam detail kerangka mereka, itulah sebabnya Allosaurus Jimmadseni telah dideskripsikan sebagai spesies baru sepenuhnya.
"Tengkorak Allosaurus Jimmadseni lebih ringan daripada Allosaurus Fragilis, yang menunjukkan perilaku makan berbeda di antara keduanya," kata rekan penulis Mark Loewen dari Natural History Museum of Utah.
Kepala dinosaurus baru itu lebih rata dan lemah dari Allosaurus fragilis. Juga memiliki penglihatan yang lebih buruk, dengan bidang pandang yang lebih sempit, ini menunjukkan bahwa ia lebih sulit menangkap mangsanya.
Perbandingan tulang menunjukkan, Allosaurus Jimmadseni memiliki rahang atas dan pipi yang unik, sementara tanduk dekoratif membentang tepat di depan hidung dinosaurus itu. Ahli paleontologi Brent Breithaupt berujar, studi baru ini cukup menarik, karena menggambarkan pentingnya investigasi paleontologis yang berlanjut.
"Penemuan takson dinosaurus baru ini akan memberikan informasi penting tentang kehidupan dan masa dinosaurus Jurassic dan mewakili komponen unik lain yang ada di Amerika,” tutur Breithaupt.
PEERJ | DAILY MAIL