TEMPO.CO, Jakarta - Seorang petani, Juan de Dios Sota, menemukan makam berisi fosil cangkang empat Glyptodont besar, dengan yang terbesar seukuran Volkswagen Beetle. Sisa fosil kerabat armadillo yang hidup sekitar 20 ribu tahun lalu itu ditemukan di dasar sungai kering di dekat ibukota Argentina, Buenos Aires.
Dios Sota menemukannya saat merumput sambil membawa sapinya di dekat sungai itu, demikian laman Metro melaporkan, baru-baru ini. Dia memperhatikan dua formasi aneh di dasar sungai yang kering dan setelah melihat lebih dekat, dia tahu dia menemukan sesuatu yang luar biasa dan langsung memberi tahu para pejabat.
Awalnya hanya dua yang terlihat, tapi dua lainnya ditemukan ketika para ahli paleontologi menggali situs tersebut. Para peneliti percaya kelompok itu terdiri dari dua armadillo dewasa dan dua anak muda, dan pengujian lebih lanjut akan menentukan penyebab kematian, jenis kelamin dan berat melalui sisa fosil.
Armadillo. Kredit: National Geographic
Pablo Messineo, salah satu arkeolog di tempat kejadian, mengatakan: "Kami pergi ke sana berharap menemukan dua Glyptodonts ketika penggalian dimulai dan kemudian dua lagi ditemukan."
Messineo menerangkan, ini pertama kalinya ada empat binatang seperti ini ditemukan di situs yang sama. "Sebagian besar dari mereka menghadap ke arah yang sama, seperti sedang berjalan menuju sesuatu," lanjutnya.
Glyptodont adalah nenek moyang awal armadillo modern yang sebagian besar hidup di seluruh Amerika Utara dan Selatan selama zaman Pleistosen. Makhluk-makhluk itu terbungkus dari kepala ke ekor dalam baju besi pelindung yang tebal menyerupai cangkang kura-kura, tapi terdiri dari lempeng-lempeng bertulang seperti penutup armadillo.
Cangkang memiliki panjang 5 kaki (1,5 meter) dan setebal dua inci. Dia menggunakan ekornya sebagai senjata, seperti pentungan, karena ujungnya bertulang yang terkadang berduri.
Sebelumnya, cangkang fosil terpisah ditemukan pada 2015 oleh petani lain di Argentina. Setelah mencari informasi, petani Jose Antonio Nievas ternyata menemukan apa yang dikatakan para ahli sebagai sisa-sisa raksasa prasejarah.
Cangkang sepanjang 3 kaki yang ditemukan di tepi sungai dekat pertanian lokal mungkin berasal dari Glyptodont, jenis prasejarah dari armadillo raksasa.
Namun, Adrian Lister dari Natural History Museum, London, mengatakan kepada MailOnline, ada kemungkinan cangkang itu bukan milik Glyptodont karena belum dipelajari secara langsung oleh para ahli. "Tapi saya pikir sangat mungkin ini asli. Cangkang terlihat seperti cangkang Glyptodont asli," tutur dia.
Pada awalnya, Nievas mengira kulit bersisik hitam adalah telur dinosaurus ketika dia melihatnya di lumpur, kata istrinya Reina Coronel. Tetapi seorang ahli paleontologi yang mempelajari foto-foto itu kemudian mengatakan bahwa itu milik leluhur kuno armadillo.
Alejandro Kramarz dari Bernadino Rivadavia Natural Sciences Museum berseru: "Tidak ada keraguan bahwa itu terlihat seperti Glyptodont."
Nievas mengatakan kepada saluran televisi Todo Noticias saat itu bahwa dia menemukan cangkang itu sebagian tertutup lumpur dan mulai menggali di sekitarnya. Berbagai ahli yang melihat gambar-gambar televisi dari objek juga mengatakan itu kemungkinan merupakan cangkang Glyptodont.
METRO | DAILY MAIL | MAILONLINE