TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump mengganti manajer kampanye tim suksesnya yang telah mendampingi sejak Pilpres Amerika 2016, Brad Parscale. Penggantian Brad Parscale dilakukan Donald Trump karena popularitasnya yang merosot dibandingkan rivalnya, Joe Biden, dari Partai Demokrat.
Walau dipecat dari posisi manajer, Brad Parscale akan tetap berperan dalam kampanye Donald Trump meski dalam kapasitas kecil. Ia akan menjadi konsultan untuk strategi kampanye digital. Sementara itu, posisi lamanya diisi oleh Bill Stepien.
"Brad Parscale dan Bill Stepien berperan dalam kemenangan saya pada Pilpres Amerika 2016 lalu. Saya memprediksi akan menang mudah untuk peridoe kedua," ujar Donald Trump, dikutip dari Reuters, Kamis, 16 Juli 2020.
Menurut sejumlah pihak yang mengetahui masalah Brad Parscale, penggantiannya memang sudah lama diprediksi. Selain karena popularitas Donald Trump yang menurun, diikuti dengan opini publik yang tak bagus pula, Brad Parscale juga dinilai gagal menggalang massa kala kampanye dimulai.
Puncaknya adalah 'gagalnya' kampanye Donald Trump di Tulsa, Oklahoma. Selain kontroversial karena digelar berdekatan dengan hari nasional Juneteenth, massa yang terkumpul tidak banyak akibat dikerjai netizen.
"Trump sungguh khawatir dengan hasil survei sejauh ini. Dia memilih untuk menyalahkan target yang paling jelas terlihat (Brad Parscale)," ujar sumber dari Timses Donald Trump, yang enggan disebutkan namanya.
Perihal Bill Stepien, ia adalah deputi dari Brad Parscale. Pengalamannya panjang, mulai dari menjadi ahli strategi kampanye untuk Partai Republik hingga Direktur Politik dari Gedung Putih. Bill Stepien juga teman dekat dari menantu Donald Trump, Jared Kushner, yang semakin aktif berperan di kampanye Pilpres Amerika 2020.
Donald Trump berharap Stepien bisa membantunya untuk mendongkrak popularitas. Dalam survey terbaru Reuters, Donald Trump berada di belakang Joe Biden dengan selisih suara 10 persen. Buruknya performa Donald Trump disebabkan berbagai hal, mulai dari virus Corona hingga kematian George Floyd oleh polisi.
ISTMAN MP | REUTERS