TEMPO.CO, Jakarta - Sejak akhir Januari, pemerintah Cina menutup seluruh gedung bioskop, akibat merebaknya virus corona. Namun, setelah kasus virus corona menurun, bioskop-bioskop akan dibuka kembali pada 20 Juli.
Dilansir dari Reuters, Cina merupakan pasar bioskop terbesar kedua di dunia. Izin dibukanya kembali gedung-gedung bioskop membuat para pengelola dan pengunjung senang. Pembukaan gedung bioskop seiring dengan menurunnya angka infeksi sejak Maret. Sebelumnya, restoran dan pusat perbelanjaan diizinkan beroperasi.
Namun, syarat bioskop dibuka kembali hanya untuk daerah yang berisiko rendah. Selain itu jam operasional dikurangi dan pengunjung wajib menggunakan masker. Sementara itu, bioskop di daerah berisiko sedang dan tinggi akan tetap ditutup, merujuk China Film Administration dalam pernyataannya.
Saat ini tidak ada area di China yang dikategorikan berisiko tinggi, kata pemerintah, dan hanya empat area di kota Beijing yang masuk kategori risiko sedang.
"Ini adalah berita baru untuk industri dan orang-orang merasa senang," kata Gao Jun, mantan general manajer Xinyinglian Cinema Chain yang bermarkas di Beijing dikutip dari Reuters, Jumat, 17 Juli 2020.
Bioskop yang dibuka lagi harus membatasi jumlah pengunjung jadi 30 persen dari biasanya. Pengelola juha memastikan ada kursi yang kosong di antara penonton untuk pembatasan jarak. Pengunjung harus memesan tiket sejak awal dan tidak boleh membawa makanan dan minuman.
Bioskop di Cina ditutup sejak akhir Januari untuk mengatasi virus yang muncul dari pusat kota Wuhan akhir tahun lalu, sebelum menyebar ke dunia dan menginfeksi 14 juta orang dan menyebabkan 583.000 kematian.
Sementara itu, bioskop di Indonesia rencananya dibuka pada 29 Juli 2020. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunda pembukaan bioskop akibat kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Bisnis bioskop di Cina menderita selama penutupan. Karena pengelola harus membayar sewa gedung yang mahal. Untuk meringankan beban pengelola, pemerintah Cina memberi insentif kepada 345 gedung bioskop. Nilai yang diberikan mencapai 18 juta yuan atau sekitar Rp37,3 miliar dari pemerintah kota setempat.
Petugas sedang menyemprotkan disinfektan di sebuah gedung bioskop di Cina sebelum pembukaan. Foto: AFP/STR
Angka pasti subsidi yang diterima setiap gedung bioskop didasarkan pada skala penonton, jumlah layar, dan jumlah film box office pada 2019, kata Badan Film Kota Shanghai (SMFA) seperti dikutip oleh China Daily.
Beberapa pengelola gedung bioskop di kota terkaya di Cina itu menganggap subsidi tersebut sangat tepat, karena mereka terpuruk dengan pendapatan nol dan terbelit masalah keuangan sejak wabah melanda.