TEMPO.CO, Jakarta - Kisah hubungan baik Donald Trump dan Fox News mencapai titik terendahnya pada Pemilu AS tempo hari. Gara-garanya, stasiun berita yang dimiliki taipan Rupert Murdoch tersebut menanyangkan berita yang tidak disangka oleh Trump: Joe Biden menang Pemilu AS. Padahal, saat itu, Donald Trump sudah membuat klaim bahwa ada kecurangan di Pemilu AS.
Selama ini, Fox News sering berada di belakang Donald Trump untuk memberi dukungan atas kebijakan-kebijakan yang ia buat. Ketika melihat media yang selama ini mendukungnya berpindah ke lain hati, Donald Trump jelas merasa seperti dikhianati. Selanjutnya bisa ditebak, Donald Trump mencela Fox News habis-habisan dan menyatakan akan mendukung media sayap kanan lainnya yang dirasa lebih konsisten.
"Rating FoxNews sudah jatuh. Rating di akhir pekan bahkan jauh lebih buruk. Sedih melihatnya, namun itu karena mereka lupa diri. Mereka melupakan telur emas mereka. Perbedaan besar Pemilu AS 2016 dan 2020 adalah Fox," ujar Donald Trump di akun Twitternya pada Kamis pekan lalu, 12 November 2020.
So weird to watch @FoxNews interviewing only failed Dems, like Represenative Tim Ryan of Ohio, who got zero percent in his recent presidential run, and following Sleepy Joe’s train to wherever. What a difference from the past - But we will win anyway!!!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) September 30, 2020
Donald Tidak menyerang semua figur di Fox News. Lucunya, ia mengecualikan beberapa orang yang menurutnya masih setia mendukungnya. Beberapa di antaranya adalah Jesse Watters, Jeanine Ferris Pirro, dan Sean Hannity. Ia bahkan men-tweet cuplikan komentar Sean Hannity yang ikut menuding ada kecurangan di balik kemenangan Joe Biden.
Dengan buruknya hubungan ke Fox, Donald Trump sekarang merekomendasikan kanal televisi lain. Masih sama-sama dari golongan sayap kanan, ia mempromosikan Newsmax dan One America News (OANN).
Mirip dengan Pemilu Presiden di Indonesia, kedua media sayap kanan itu mengumumkan pemenang Pemilu AS yang berbeda. Keduanya mengklaim Donald Trump lah yang memenangkan Pemilu AS.
"Coba @OANN dan @newsmax sebagai alternatif," ujar Donald Trump di Tweet-nya pada Ahad kemarin. Efeknya, di tengah keriuhan pasca Pemilu AS, rating mereka naik. Dari 100 ribu penonton per hari, sekarang mereka memiliki 1 juta penonton untuk salah satu tayangan populernya, Kelly's Show.
Sejumlah pendukung Donald Trump menggelar aksi unjuk rasa terkait hasil Pemilu AS, di Washington, AS, 14 November 2020. Dalam askinya, para pendukung Donald Trump meneriakkan slogan Stop the Steal. REUTERS
Hingga hari ini, bahkan ketika Donald Trump secara implisit mengakui kemenangan Joe Biden, Newsmax dan OANN konsisten engan posisinya. Greg Kelly, host dari Kelly's Show, mengklaim Donald Trump akan muncul sebagai pemenang dan menjadi Presiden Amerika satu periode lagi. Padahal, di berbagai tempat, gugatan hukum kubu Donald Trump mental.
Mendadak populernya Newsmax adalah pertanda bahwa ternyata ada pasar untuk berita-berita fiktif di Amerika. Stasiun televisi ditekan untuk memenuhi "fakta" yang dikehendaki pasar atau kelompok penonton tertentu, tak peduli apakah sesuai kenyatana atau tidak. Menurut mantan kontributor Fox News dan pakar strategi dari Demokrat, Julie Roginsky, hal tersebut tak pernah terjadi di tahun 80-90an ketika ia dulu aktif.
"Donald Trump telah menjadi hal yang lebih penting untuk para pendukungnya dibanding apa yang mereka lihat di tv. Hal itu sudah seperti candu. Mereka (Newsmax dan OANN) memberi candu kepada penonton," ujar Roginsky, dikutip dari CNN, Senin, 16 November 2020.
This is why @FoxNews daytime and weekend daytime have lost their ratings. They are abysmal having @alfredenewman1 (Mayor Pete of Indiana’s most unsuccessful city, by far!) on more than Republicans. Many great alternatives are forming & exist. Try @OANN & @newsmax, among others! https://t.co/ewHE8GBRNy
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 15, 2020
Hal senada disampaikan oleh mantan koresponden Gedung Putih ABC, Sam Donaldson. Ia berkata, apa yang dilakukan oleh media sayap kanan sekarang adalah mencari orang dan kemudian menawarkan mereka apa yang mau mereka dengar, bukan fakta.
"Tidak harus Hannity (Fox News). Pasti nanti ada saja yang mensupplai mereka dengan narasi tak sesuai fakta," ujar Donaldson.
Meski sejumlah penontonnya sudah lari ke Newsmax dan OANN, Fox News belum sepenuhnya berubah. Seperti keinginan Donald Trump, Fox News masih memberi ruang atas klaim-klaim Donald Trump, baik lewat anchor-nya ataupun dengan mengundang pendukung Donald Trump.
Donald Trump pun dikabarkan tengah menimbang untuk membentuk medianya sendiri. Beberapa hari lalu, ia mengundang pakar-pakar media untuk berdiskusi. Di momen lain, Donald pun menyebut ingin mereplikasi teknologi yang dimiliki Twitter lalu membentuk media sosial sayap kanan.
Donald Trump tahu bahwa media adalah kunci penting untuk menjaga dukungan kepada dirinya. Apalagi, jika dirinya memutuskan untuk mengibarkan bendera putih di Pemilu AS 2020 dan mulai fokus ke 2024.
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2020/11/15/media/fox-news-newsmax-competition/index.html