TEMPO.CO, Jakarta - Hampir separuh dari 150 penumpang, yang memesan penerbangan repatriasi pertama ke Australia dari India, dilarang terbang pada Jumat, 14 Mei 2021. Mereka yang tak boleh terbang adalah mereka yang diketahui melakukan kontak dengan orang-orang yang positif Covid-19.
Sumber di Pemerintah Australia mengatakan hasil tes memperlihatkan setidaknya ada 40 penumpang atau sekitar 26 persen dari total penumpang, positif Covid-19. Angka itu lebih besar ketimbang Maret 2021, yang sebesar 3,5 persen.
Sampai Jumat sore, 14 Mei 2021, media di Australia 9News and Sky mewartakan ada 48 penumpang yang tertular virus corona dan 25 penumpang telah melakukan kontak dengan mereka yang positif Covid-19. Reuters belum bisa mengkonfirmasi informasi tersebut.
Sedangkan Departemen Luar Negeri Australia (DFAT) belum memberikan pernyataan mengenai hal ini. Maskapai Qantas yang melayani penerbangan India – Australia atau nama DFAT, juga mengarahkan agar menunggu pernyataan dari Kanbera.
Masih belum dapat dikonfirmasi apakah otoritas punya daftar bahwa ada sekitar 9 ribu warga negara Australia dan mereka yang mengantongi izin tinggal tetap, yang sedang berusaha bisa pulang ke Negeri Kangguru dari India. DFAT menyebutkan sedang mencoba mengakomodasikan para penumpang, namun aturan yang mengharuskan mereka dua kali di tes Covid-19 dan hasilnya negatif, sulit dipenuhi.
Dalam tiga pekan terakhir, India melaporkan ada lebih dari 300 ribu kasus infeksi Covid-19 setiap harinya. Kondisi ini membuat sistem kesehatan di India kewalahan.
Baca juga: Pria India Jual Mobil untuk Beli Oksigen demi Selamatkan Pasien Covid-19
Sumber: Reuters