Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Kanker DLBCL yang Diidap Penyanyi Ari Lasso?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ari Lasso saat menjalani perawatan penyakit tumor di perutnya. Foto: Instagram Ari Lasso.
Ari Lasso saat menjalani perawatan penyakit tumor di perutnya. Foto: Instagram Ari Lasso.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan vokalis Dewa 19, Ari Lasso, menderita Diffuse Large B-Cell Lymphoma (DLBCL). Sebelumnya Ari pernah bercerita kalau dirinya harus dilarikan ke rumah sakit saat hendak syuting video musik lagu barunya. Ari harus menginap di rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan USG dan CT Scan.

Ari ditangani langsung oleh Rino Alvani Gani, profesor dan dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Premier Bintaro. Dokter Gani akhirnya meminta Ari melakukan CT Scan abdomen. Hasil CT Scan menunjukkan ada sesuatu yang tumbuh di luar kewajaran. “Tempatnya di limpa dan limpa bukan alat pencernaan, tapi sistem imunitas kita,” ujarnya.

Sebelum tersiar kabarnya menderita kanker, Ari sudah jarang terlihat di televisi bahkan dk kanal Youtube-nya. Hal ini membuat banyak masyarakat bertanya-tanya mengenai kabarnya. Lantas apa itu kanker DLBCL yang diderita Ari?

Dilansir dari cancersupportcommunity.org, DLBCL adalah salah satu bentuk paling umum dari non-Hodgkin lymphoma (NHL). NHL menggambarkan sekelompok kanker darah yang berkembang di sel darah putih (leukosit).

DLBCL biasanya dimulai sebagai massa atau tumor di kelenjar getah bening. Itu bisa dimulai di banyak tempat berbeda di tubuh. Ini dianggap sebagai bentuk limfoma agresif yang berarti pertumbuhannya cepat. Meski begitu, pengobatan seringkali efektif, dan beberapa pasien sembuh.

Bagian tubuh paling umum yang kerap menjadi salah satu timbulnya DLBCL yaitu tulang, otak atau sumsum tulang belakang, gastrointestinal, sinus, testis, tiroid, dan kulit. Adapun gejala yang ditimbulkan dari DLCBL ini yaitu kelenjar getah bening tumbuh lebih besar dari biasanya sehingga dapat dirasakan. Ini juga dapat menyebabkan gejala B, yaitu demam yang tidak dapat dijelaskan, keringat malam yang basah kuyup, dan penurunan berat badan.

Berdasarkan lymphoma.org, DLBCL menjadi penyakit yang paling umum di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, terhitung sekitar 22 persen dari kasus NHL sel B yang baru didiagnosis di Amerika Serikat. Lebih dari 18.000 orang didiagnosis dengan DLBCL setiap tahun.

Meskipun dapat terjadi pada masa kanak-kanak, kejadian DLBCL umumnya meningkat seiring bertambahnya usia, dan sebagian besar pasien berusia di atas 60 tahun saat diagnosis.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Ari Lasso Umumkan Terkena Kanker Limfoma Stadium 2

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

3 hari lalu

Ilustrasi Chiropractic. Shutterstock
Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

6 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

7 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

9 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

9 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.