TEMPO.CO, Jakarta - Kemarahan Presiden Turki Tayyip Erdogan tampaknya mereda terhadap 10 duta besar Barat, yang dianggapnya ikut campur urusan dalam negeri, setelah mereka menyatakan mematuhi konvensi diplomatik untuk tidak ikut campur dalam urusan internal negara tuan rumah.
Pernyataan itu dibuat hampir bersamaan di Twitter ketika Erdogan memasuki rapat kabinet untuk membahas pengusiran duta besar dari 10 kedutaan, sebuah langkah yang akan membuka keretakan diplomatik terdalam Turki dengan Barat dalam 19 tahun kekuasaannya.
"Amerika Serikat mencatat bahwa mereka mempertahankan kepatuhan terhadap Pasal 41 Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik," kata Kedutaan Besar AS di Twitter.
Kanada, Belanda, dan Selandia Baru masing-masing mengirim pesan serupa, sementara Norwegia, Swedia, Denmark, dan Finlandia men-tweet ulang pesan AS. Tidak ada pernyataan yang jelas dari kedutaan Jerman atau Prancis di Twitter.
Kantor berita Anadolu yang dikelola negara, mengutip sumber-sumber di kepresidenan, melaporkan bahwa Erdogan telah "menyambut baik" pernyataan tersebut. Anadolu dan penyiar TRT menggambarkan pernyataan itu sebagai "langkah mundur" kedutaan.
Kabar itu membuat lira Turki menguat setelah mencapai titik terendah sepanjang masa di 9,85 terhadap dolar AS, dan berada di 9,61 pada 1343 GMT. Ini telah kehilangan hampir seperempat dari nilainya tahun ini.
Erdogan akhir pekan lalu mengatakan, bahwa dia telah memerintahkan 10 dubes untuk dinyatakan sebagai "persona non grata" karena menuntut pembebasan Osman Kavala, seorang dermawan yang ditahan selama empat tahun atas tuduhan mendanai protes dan keterlibatan dalam upaya kudeta.
Perintah itu belum dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri tetapi dapat disetujui secara resmi pada rapat kabinet hari Senin ini, 25 Oktober 2021.
Sepuluh duta besar mewakili sekutu NATO, mitra dagang dan anggota Uni Eropa. Turki ingin bergabung dengan blok ini, meskipun ada perbedaan yang melebar dalam beberapa tahun terakhir.
Ketegangan diplomatik telah menambah kekhawatiran investor tentang ekonomi Turki setelah bank sentral, di bawah tekanan Erdogan untuk mendukung pertumbuhan, secara tak terduga memangkas suku bunga sebesar 200 poin pekan lalu meskipun inflasi naik hampir 20%.
Meski pengusiran 10 duta besar sudah disiarkan media secara luas, namun pernyataan resmi ke negara masing-masing belum dikirimkan.