Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Dokter Mengharuskan Obat Antibiotik Wajib Dihabiskan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi minum obat. Shutterstock
Ilustrasi minum obat. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika berobat tak jarang dokter meresepkan antibiotik untuk pasien. Pesan yang sering disampaikan dokter yaitu antibiotik harus dihabiskan. Antibiotik dapat berbentuk tablet, kapsul, atau sirup dan dapat digunakan untuk mengobati sebagian besar jenis infeksi ringan hingga sedang di tubuh.

Tapi, mengapa dokter menyarankan agar antibiotik harus dihabiskan, padahal pasien sudah merasa sembuh?

Berdasarkan pedoman Organiasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Mereka bekerja dengan membunuh bakteri atau mencegahnya menyebar.

Anggia, Peneliti dari Pusat Penelitian (Puslit) Bioteknologi -Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan dokter meresepkan antibiotik kepada pasien untuk membunuh bakteri yang menjadi sumber penyakit agar mati sepenuhnya. Inilah jawabannya kenapa antibiotik harus dihabiskan.

 “Jadi kalau kita dikasih antibiotik untuk tiga hari harus dihabiskan tiga hari. Hal ini untuk memastikan konsentrasi obat di dalam tubuh cukup untuk membunuh bakteri yang menginfeksi,” kata Anggia, dikutip dari laman LIPI.

Jika penggunaan antibiotik dihentikan dalam satu hari, maka konsentrasi antibiotik dalam darah akan menurun padahal belum semua bakteri yang menginfeksi mati. Masih ada bakteri yang masih hidup dan bisa menyebabkan infeksi yang sama, selain itu bakteri yang masih hidup ini akan menggandakan dirinya.

Pada saat itu ada kemungkinan terjadi mutasi yang menyebabkan bakteri bertahan karena dapat menyesuaikan diri dengan kondisi antibiotik yang rendah dalam darah. Keadaan ini menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik yang sama.

Melansir laman resmi primaya hospital, pendapat bahwa obat antibiotik harus dihabiskan adalah adanya potensi bakteri yang kuat masih tersisa di dalam tubuh walau kondisi sudah membaik. Antibiotik bekerja melawan infeksi bakteri dari hari ke hari hingga tuntas sesuai dengan resep dokter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika dihentikan sebelum waktunya, dikhawatirkan cuma bakteri lemah yang terbunuh. Sedangkan bakteri kuat masih hidup. Tetapi, bakteri kuat tetap bertahan dan berkembang biak hingga menyebabkan infeksi makin parah. 

Namun, disisi lain, pada sebuah penelitian menyimpulkan antibiotik tidak selalu harus dihabiskan. Aturan bahwa antibiotik harus habis agar manjur disebut tak punya bukti yang kuat. Penelitian ini menyebutkan kita harus seminimal mungkin mengonsumsi obat-obatan demi kesehatan jangka panjang. Maka bila sudah merasa kondisinya membaik ketika sakit, konsumsi antibiotik bisa dihentikan.

Melansir dari laman National Health Service atau Layanan Kesehatan Nasional United Kingdom, ketika mengonsumsi antibiotik penting untuk selalu ikuti saran dokter apakah Anda membutuhkannya atau tidak.  

Jika tidak, ini yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik yang merupakan masalah besar, meminum antibiotik saat Anda tidak membutuhkannya berarti antibiotik tersebut tidak akan bekerja untuk Anda di masa depan. Resistensi antibiotik dipercepat oleh penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik yang berlebihan, serta pencegahan dan pengendalian infeksi yang buruk.

WILDA HASANAH 

Baca: Jangan Sembarang Minum Antibiotik, ini Bahayanya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

21 jam lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

7 hari lalu

Ilustrasi Lyme Disease. Webmd.com
Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.