Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kuningan Chotibul Umam Wiranu menyatakan Fraksi Kebangiktan Bangsa tidak keberatan menerima keinginan Fraksi Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB) untuk bergabung. “PKB enggak ada masalah dengan bergabungnya PDKB,” ujar Chotibul yang dihubungi oleh Tempo News Room, melalui telepon selulernya di Jakarta, Minggu (10/2). Menurut Chotibul, alasannya, PDKB memiliki platform yang sama dengan PKB. Disamping itu keduanya memiliki garis perjuangannya sama. Hal ini, kata Chotibul, dibuktikan pada saat proses pengangkatan Megawati menjadi Presiden saat Sidang Istimewa (SI) tahun lalu. Saat itu baik PKB maupun PDKB sama-sama menolak adanya SI dan dan tak mengakui Megawati sebagai presiden. Kecuali, salah seorang anggotanya Astrid Soesanto. Selain itu kata Chotibul, PDKB dan PKB sama-sama partai yang inklusif. “Partai kita sama-sama terbuka tanpa membedakan agama dan ras,” ujarnya. Dia mencontohkan ada tiga ketua wilayah PKB di Bali yang Indo. Begitupula dengan ketua wilayah PKB di Sulawesi Utara yang tiga ketuanya beragama Katholik. Chotibul mengaku PDKB melalui Ketuanya, Manase Mallo telah bertemu secara formal dengan Ketua Umum PKB Kuningan Alwi Shihab. Namun pertemuan formal, kata Chotibul, dirasa partai belum cukup. Karena itu, lanjutnya, pertemuan secara informal akan segera direncanakan. “Pertemuan itu untuk membahas kesepakatan dan syarat-syarat soal administrasi,” ujarnya. Sementara itu dihubungi terpisah, Ketua FPDKB Manase Mallo mengakui pihaknya telah bertemu secara Formal dengan Ketua Umum PKB Alwi Shihab yang didampingi Ketua FKB Ali Masykur Musa. FKB, menurut Manase, telah meberikan lampu hijau. Karena itu pihaknya berencana untuk bertemu kembali pekan depan. Seperti diketahui, dampak dari diberlakukannya Tata Tertib (Tatib) DPR yang baru, dimana sebuah fraksi harus minimal beranggotakan 10 orang. Karena itu Fraksi PDKB yang di bawah jumlah minimal diharuskan meleburkan diri dengan fraksi lainnya. Sebelumnya FPDKB, berkeinginan untuk bergabung dengan Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia (FKKI). Namun ditolak. (Bernarda Rurit/Nunuy)
Iklan
