Iklan
TEMPO Interaktif, Makassar:Perundingan antara dua kelompok (Islam dan Kristen) yang selama ini saling bertikai di Maluku akan difokuskan pada dua hal mendasar. Yakni isu Laskar Jihad dan Republik Maluku Selatan (RMS). Hal ini dikatakan salah seorang peserta perundingan dari Kelompok Merah (Kristen) Tonny Pariela kepada Tempo News Room di Hotel Losari Beach, sesaat setelah tiba dari Maluku, Minggu (10/2). Oleh karenanya berhasil tidaknya pertemuan yang akan dibuka Senin (11/2) besok, tersebut sangat tergantung pada upaya mediator dalam memfasilitasi perundingan kedua kelompok di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kendati begitu, kata Tonny, semua pihak sudah menginginkan menghentikan pertikaian. “Saya yakin masalah perbedaan itu akan bisa diselesaikan dalam perundingan di Malino,” katanya optimis. Sebelumnya menurut Tonny, terdapat 17 poin perbedaan di antara kedua kelompok. Perbedaan itu, diketahui setelah kedua kelompok berseteru itu saling memetakan keinginan masing-masing. Pihak Kristen, ujarnya, mengajukan delapan persyaratan untuk perundingan menghentikan pertikaian di Maluku. Selebihnya dari pihak Islam. Namun, setelah melalui beberapa kali pertemuan, 15 di antaranya sudah dicapai kesamaan persepsi. Seperti diketahui sebanyak 70 anggota delegasi dari kelompok Islam dan Kristen yang selama lebih tiga tahun terlibat pertikaian di Maluku sudah berada di Makasssar, Minggu (10/2). Berdasarkan jadwal, kedua kubu akan diberangkatkan ke Malino, Senin (11/2) sekitar pukul 07.00 WITA. Informasi yang dihimpun, pada malam hari sebelum keberangkatan, sebanyak 70 delegasi dari kedua kelompok tidak memiliki agenda pertemuan. Jadwal pertemuan, hanya akan dilakukan oleh para mediator di Gubernuran Sulawesi Selatan. Para mediator yang akan hadir pada pertemuan bertajuk Pertemuan untuk Maluku itu antara lain Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat HM Jusuf Kalla, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Maluku Saleh Latuconsina, Gubernur Sulawesi Selatan HZB Palaguna, Wakil Gubernur Maluku Dra. Paula B. Renjaan, Ketua DPRD Maluku Z Sahuburua, SH, Panglima Kodam Pattimura Brigjen TNI Mustofo, Kapolda Maluku Brigjen Polisi Sunarko D.A. dan Walikota Ambon Drs MJ Papilaya. Delegasi yang mewakili kelompok Islam, yakni Abdul Wahab Polpoke, Thamrin Ely, M Nasir Rahawarin, Lutfi Sanaky, Hadi Basalam, Daud Sangadji, Abubakar Hehanusa, Lapone Kasman Salamun, Hanafi, Amir Kiat, Hasbullah Toisuta, Abuya Rumakefing, Jalil Wasahua, Amin Polanunu, Daud Sialana, Effendy Latuconsina, Abdul Razaq Opier, Idrus Tatuhey, Yakuba Karepesina, Hasan Ohorella, Abdul Azis Fidmatan, Irwan Patty, Yunus Serang, Usman Slamet, Kadir Cokro, Aly Salampessy, Husei Toisuta, Latif Hatala, Ahmad Leawaru, Djafar Tuanani, Hasan Usemahu, Taib Madura, Husein Tapitapi, Mahmud Rengifurwarin dan Yusuf Laisow. Adapun delegasi kelompok Kristen, yakni Emang Nikijuluw, Femmy Souisa, Ateng Sarimanella, Yanes Rinambessy, Maspaitella, Edy Hukunala, Elvis Talapessy, Silas Ratuanak, Wellem Lasamahu, Kris Timisella, Yop Ajawila, Y Leatemia, Tonny Pariela, Ipi Litaay, Agus Ulahay, Jacky Manuputy, Ot Lawalatta, Pdt Joh Sahalesis, Kepala Desa Latvuan, Alo Fatunanembun, Raja Waraka, Raja Tuhaba, Ny. Etta Hendriks, Sr. Briggita Renyaan, John Ruhulesin, Ferry Wattmury, Etty Dumatubun, Hengky Hattu, Fileo Noya, Pendeta I.W.I.Hendriks, Pendeta S.J.Mailoa, Mgr.P.C.Mandagi, Simon Wenehen, Pendeta Henry Lolain dan Pendeta Ricky Hitipeuw. (Muannas)
Iklan
