Iklan
TEMPO Interaktif, Cirebon:Minyak tanah semakin langka dan mahal di Cirebon. Sejak Sabtu lalu hingga Senin (7/1), antrean panjang mewarnai sejumlah pangkalan dan pengecer. Harga membumbung tinggi di atas Rp 2.000 per liter. Tertinggi ditemukan di Kecamatan Haurgeulis, Indramayu Barat. Per liter minyak tanah dilepas penjual dengan harga Rp 2.300. Wakil Kepala Polres Indramayu, Komisaris Dondit Sutrisno, mengatakan telah ditemukan ketidakwajaran dari Pertamina Unit Balongan. Seperti mobil tangki berkapasitas 5000, ternyata isinya telah dikurangi minimal 100 liter per tangki. “Jadi dari Pertamina telah terdapat permainan delivery order,” ujar Dondit kepada Tempo News Room tadi siang. Temuan itu diperoleh Polres Indramayu setelah menurunkan jajaran intelijen dan aparat reserse ekonomi ke lapangan. Selain menelusur pendistribusian, mereka juga ditugaskan melacak lokasi-lokasi penimbunan BBM. Di Cirebon, pencurian minyak tanah dari truk tangki berlangsung sembunyi-sembunyi. Itu terjadi di kota maupun pelosok kabupaten Cirebon. Seperti di Dukuh Semar, yang tergolong daerah sepi dari penghuni dan lalu-lalang kendaraan. Informasi dari masyarakat setempat, pencurian minyak tanah berlangsung dengan cara memindahkan dari tangki Pertamina ke jirigen yang diangkut mobil pick up. Satu mobil bisa mengangkut 20-30 jirigen, dimana tiap jirigen berkapasitas 20 liter. Sementara itu, pemandangan di sejumlah agen dan sub-agen, terlihat antrean panjang. Seperti terjadi di Kalitanjung. Pasokan dari Pertamina terus mengalir namun berkurang. Sunaryo, agen minyak tanah, mengatakan biasanya ia terima 5000 liter per hari. Sekarang hanya mendapat jatah setengah. Pengurangan ini berlanjut ke pembeli. "Terpaksa saya menjatah tiap pembeli dengan 3-4 liter,” ujarnya. Seorang pembeli, Ny Juminah, mengaku harus antre lima jam untuk mendapat minyak tanah 4 liter. (Ivansyah)
Iklan
