Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Kimia Farma akan melansir laporan keuangan auditan tahun 2001 dan Semester I tahun 2002 dua minggu mendatang. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara ini, bersama-sama akuntan publik yaitu Hans Tuanakotta dan Mustafa kini tengah meneliti dan menyusun laporan keuangan tersebut. Akan dilaporkan dalam waktu 1-2 minggu ini, karena diharapkan pada akhir bulan ini kita sudah bisa mempublikasikan laporan keuangan per 30 Juni 2002 dan per 30 Desember 2001, kata Direktur Utama Kimia Farma Gunawan Pranoto, kepada wartawan yang mencegatnya di Gedung Bursa Efek Jakarta, Kamis (19/9). Seperti diketahui, perusahaan farmasi tersebut telah mencatatkan keuntungan sebesar Rp 132,3 miliar pada 2001 lalu. Tapi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menilai pencatatan laba bersih sebesar itu mengadung unsur rekayasa dan diduga ada unsur-unsur pengelembungan. Menanggapi hal ini Deputi Menneg BUMN Bidang Logistik dan Pariwisata, Ferdinand Nainggolan, mengatakan, setelah melakukan audit ulang, kantor akuntan itu akan diminta untuk menyatakan kembali (restated) hasil sesungguhnya laporan keuangan Kimia Farma tahun 2001. Ini sebenarnya adalah kesalahan pencatatan, khususnya di inventori, kata Gunawan sambil menambahkan bisa saja ini sebuah kelalaian karena selisih nilainya hanya 5 %. Audit dari intern perusahaan menyebutkann laba perseroan sebesar Rp 132 miliar sedangkan kantor publik yang mengaudit menemukan laba bersihnya hanya Rp 100 Miliar. Untuk sementara ini,lanjut dia, kejadian ini bisa diindikasikan sebagai kesalahan pencatatan. Inventori yang dimaksud Gunawan, mungkin saja jumlah volumenya sama tapi saat pencatatan nilai rupiahnya lebih tinggi. Kita masih impor pakai dolar. Kemungkinan itu ada. Bisa juga dari subsidinya. Ini yang masih kita teliti, ujar dia. Saat didesak lebih lanjut apakah ini hanya kesalahan tulis atau salah menjumlahkan kurs, Gunawan mengatakan ini masih belum jelas. Bisa juga kombinasi itu semua, katanya. Jika telah selesai auditnya, Gunawan berjanji akan melaporkan ke Bapepam. Dia juga menambahkan, Kimia Farma siap melakukan revisi dan menyajikan kembali (review) laporan keuangan 2001, jika ditemukan kesalahan. Untuk itu perlu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Ini suatu bentuk pertanggungjawaban kita kepada publik, imbuhnya. Gunawan menolak jika kasus ini akan membuat proses privatisasi Kimia Farma tertunda. Saya kira dengan inipun (Rp 100 miliar) laba kita masih bagus. Jadi prosesnya kita teruskan, tidak berhenti, jelasnya. Restrukturisasi perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan sehingga nilai jual juga tinggi, lanjutnya, akan membuat pemerintah mendapat uang banyak saat menjual Kimia Farma. (Yura Syahrul - Tempo News Room)
Iklan
