TEMPO Interaktif, Jakarta: Sejak menjadi wartawan, Yasmin Muntaz mengaku sudah tertarik dengan dunia politik. Tepatnya ketika gelombang tuntutan reformasi pada pemerintah Orde Baru bergulir pada 1990-an. Ia amat kagum dengan tokoh reformasi Amien Rais, dosen Universitas Gadjah Mada dan mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu.
Begitu kagumnya dengan tokoh yang mencalonkan presiden tapi gagal terlipih itu, Yasmin pun kecantol dengan Partai Amanat Nasional yang didirikan Amien Rais. "Orang-orang seperti Amien Rais dan Megawati (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri) merupakan bagian dari perjalanan hidup saya sebagai wartawan," kata perempuan kelahiran 20 Juli 1970 itu.
Karena cintanya pada profesi wartawan, Yamin tak langsung terdaftar menjadi anggota PAN. Ketertarikannya pada partai berlambang matahari itu dia simpan dalam hati dan pikiran. Memasuki 2005, Ketua Umum PAN yang baru, Sutrisno Bachir, menghubunginya. "Saya diminta bantu-bantu. Maksudnya disuruh aktif di partai," ujar wartawan Trans TV kepada ini kepada Tempo awal pekan lalu.
Ajakan Soetrisno diiyakan Yasmin tahun ini. "Saya pikir, ya sudahlah saya siap menjadi caleg. Di Trans TV saya mengajukan cuti di luar tanggungan," katanya. Ia mantab banting setir dari jurnalis pindah ke politisi.
Banyak pengalaman diperoleh Yasmin dalam berkampanye. Ia mencontohkan ketika bertemu salah satu konstituen, yang bertanya bisa nggak dirinya memberantas kemiskinan jika kelak terpilih? Mampukah mengentaskan warga dari kemiskinan?
Pertanyaan itu kantas dijawab, "Konsentrasi saya lebih ke undang-undang yang harus dibenahi. Undang-Undang Ketenagakerjaan, misalnya, menurut saya buruh kontrak harus diminimalkan. Saya akan berusaha lebih spesifik, yakni merevisi undang-undang yang kurang tepat."
Cita-ciata lain Yasmin, kelak kalau terpilih ia ingin segera menulis buku. "Mungkin orang nggak mengira, Yasmin Muntaz siapa sih.... Bagaimana proses menjadi caleg. Saya bukan pengusaha atau orang yang jor-joran mengelurkan dana untuk kampanye," katanya tentang isi bukunya nanti.
Pernah bertemu orang yang dinilainya kurang baik. Pemesanan atribut melalui orang tersebut tak beres. Dari puluhan ribu atribut pesanannya, hanya seuprit yang terselesaikan. "Padahal uang saya sudah keluar." Yang membuat ia makin jengkel, banner besar bergambar dirinya di beberapa titik di Kota Tangerang hilang.
"Sekarang saya sudah kebal. Awalnya orang pada bertanya, duit Yasmin mana nih..., masa cuma kartu nama doang. Saya nggak mau milih ah....," Yasmin mengisahkan di antara perilaku konstituennya yang dijumpai.
Tak semua yang ditemui Yasmin membuatnya kesal. Ia menemukan kegembiraan karena bisa memahami berbagai karakter orang. Ada yang begitu hapal dengan wajah Yasmin meski belum pernah bertemu.
Yasmin mengaku sudah lama tak siaran di televisi, tapi masih banyak yang mengenali wajah cantiknya. Saat menyerahkan kartu nama yang ada foto dirinya, muncul komentar kalau Yasmin seperti remaja.
"Padahal foto itu saya bikin November lalu. Mungkin karena sehari-hari saya nggak dandan dan berat badan bertambah. Tapi pipi saya nggak chubby, jadi ketika di-close up muka saya nggak kelihatan gemuk."
SITA PLANASARI AQUADINI