TEMPO Interaktif, Lumajang - Kepolisian Resor Lumajang hari ini (26/6) menggelar razia preman di sejumlah titik rawan di seputaran Kota Lumajang. Hasilnya, enam orang bertampang sangar terjaring razia yang juga mengikutsertakan Satuan Polisi Pamaong Praja Kabupaten Lumajang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, enam orang tersebut terjaring razia di tiga lokasi, di antaranya empat orang terjaring di kawasan Terminal Minak Koncar dan dua orang di halte bis.
Dua mobil patroli polisi dan Satpol PP dikerahkan dalam rangka operasi ini. Belakangan diketahui, keenam orang tersebut adalah pengamen jalanan yang biasa beroperasi di bis umum.
Sempat terjadi kejar-kejaran antara polisi dengan sejumlah pengamen ini. Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Polisi Tejo Wijanarko kepada wartawan mengatakan, Sabtu (26/6) ini merupakan hari pertama digelarnya razia preman dari tujuh hari yang direncanakan.
“Operasi cipta kondisi keamanan dan ketertiban di wilayah Lumajang,” kata Tejo. Dia mengatakan, preman di Lumajang ini relatif sedikit.
“Lebih banyak pada kegiatan mengamennya,” kata pria yang baru seminggu menjabat Kepolisian Resor Lumajang ini.
Dia juga menambahkan, kalau kegiatan mereka juga mengganggu kenyamanan para penumpang bis. Tak jarang, kata Tejo, gitar milik pengamen ini digoreskan ke bodi kendaraan yang tidak memberikan uang. Menurut Tejo, hal itu juga termasuk aksi premanisme. Tejo mengatakan, polisi akan membina enam pengamen tersebut.
Para pengamen ini sendiri mengaku kalau kegiatan mengamen ini satu-satunya cara menafkahi anak dan istri mereka. “Selama ini, hanya dengan mengamen ini kami menafkahi anak dan istri,” kata salah satu pengamen kepada wartawan.
DAVID PRIYASIDHARTA