TEMPO Interaktif, Yogyakarta- Tahun 2011 ini, ada baiknya para pengiklan mulai melirik media online sebagai ajang promosi. Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia Pusat (PPPI) memperkirakan belanja iklan di media online akan naik dari yang semula 3-5 persen di tahun 2010, menjadi 15 persen di tahun 2011.
Pada tahun ini belanja iklan nasional mencapai Rp 57 trilyun. “Rinciannya, 65 persen iklan di dominasi industri televisi, 3-5 persen dari media online, sementara media cetak 20-25 persen dari Rp 57 trilyun,” kata Ketua bidang pengembangan Sumber Daya Manusia PPPI Iwan Kurniawan kepada Tempo, Ahad, (27/2).
Sementara untuk ke depannya, belanja iklan nasional diperkirakan tembus lebih dari Rp 60 trilyun. “Dari Rp 60 trilyun ini, 15 persennya belanja iklan akan ke media online,” katanya. Ini berarti, jika pertumbuhan iklan media online mencapai 15 persen dari Rp 60 trilyun, maka media online diperkirakan meraup penghasilan Rp 9 trilyun.
Menurut Iwan, belanja iklan di media online bakal tumbuh, lantaran postur demografi anak muda di Indonesia dominan dibanding angka usia tua dan anak-anak. Padahal anak muda inilah pengakses media online. Media online seperti kita ketahui mudah diakses melalui handphone, internet.
Karena itulah, jika media cetak, media televisi, dan radio tak mengonlinekan produk mereka, akan ditinggalkan pembacanya. Hanya saja, dengan berkembangnya media online, maka pertumbuhan infrastruktur koneksi internet harus sedera didorong oleh pemerintah. “Kalau itu bisa lebih cepat maka pertumbuhan media online akan berkembang,” katanya. Kuncinya, menurut Iwan, pemerintah bisa memberikan intensif untuk mempercepat infrakstruktur pertumbuhan koneksi internet ini.
Bernada Rurit