TEMPO Interaktif, Bogor - Puluhan karyawan PT Samudera Biru yang berada di kawasan Nagewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, mengalami kesurupan massal. Peristiwa terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat itu karyawan sedang mengikuti upacara bendera sebelum memulai aktivitas di pabrik. Pada sesi pembacaan ayat suci Al-Quran, seorang karyawan tiba-tiba terjatuh diikuti dengan kejang serta histeris.
Selang beberapa saat, sejumlah karyawan lainnya yang sebagian besar kaum wanita mengalami hal yang sama. Sontak kejadian itu menimbulkan kepanikan bagi karyawan yang lainnya.
Suasana menjadi ricuh, jeritan histeris dari para korban membuat karyawan lainnya panik. Mereka berusaha lari berhamburan meninggalkan lingkungan perusahaan. "Awalnya terdengar orang menjerit dan langsung jatuh. Tapi, mukanya keliatan geram, kaya orang marah. Tidak lama karyawan lainnya banyak yang mengalami hal serupa," papar Sari, 34 tahun, salah seorang karyawan pabrik, Jumat, 24 Juni 2011.
Sementara itu, warga di sekitar pabrik yang mengetahui kejadian itu berusaha untuk memberikan bantuan bagi korban kesurupan. Namun, niat baik dari warga yang hendak membantu mengevakuasi korban mendapat penolakan dari pihak keamanan perusahaan.
Akibatnya, nyaris terjadi baku hantam antara pihak keamanan dengan warga. "Kami ingin membantu para korban, kok malah dihalang-halangi," ujar seorang warga bernama Edi.
Selain terhadap warga sekitar, terhadap keluarga korban yang datang untuk menjemput pun pihak keamanan perusahaan tidak memberikan izin masuk ke areal pabrik. Sikap tidak peduli juga ditunjukkan pihak perusahaan kepada petugas dari Markas Kepolisian Resor Bogor yang meminta pihak perusahaan untuk menghentikan kegiatan di pabrik.
Namun, karena kondisi semakin memburuk dengan bertambah banyaknya korban yang mengalami kesurupan, perusahaan akhirnya memilih untuk memulangkan para karyawannya lebih awal.
Tidak ada satu pun pihak perusahaan yang mau memberikan keterangan terkait terjadinya kesurupan massal di perusahaan itu.
Kemarin, puluhan karyawan PT Samudera Biru juga mengalami kesurupan massal. Akibat banyaknya korban kesurupan, perusahaan terpaksa memulangkan lebih awal karyawannya.
DIKI SUDRAJAT