TEMPO Interaktif, Medan - Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan akan mengevaluasi maskapai penerbangan PT Nusantara Buana Air. Evaluasi dilakukan meski belum mendapat pernyataan resmi dari Komite Nasional Keselamatan Terbang atas insiden jatuhnya pesawat ringan jenis Casa 212–200 milik maskapai penerbangan itu.
“Secepatnya saya akan mengevaluasi penerbangan perintis seusai evakuasi,” kata Numberi di Medan, Sabtu, 1 Oktober 2011. Numberi mengatakan penerbangan dengan pesawat ringan diperlukan guna melayani rute penerbangan antarkota yang hanya memiliki bandar udara perintis. Jalur penerbangan harus diperhatikan secara cermat. Pesawat perintis justru lebih banyak terbang di jalur sulit, seperti Medan tujuan Kutacane, Aceh Tenggara.
Hasil evaluasi jalur penerbangan dari Medan menuju Kutacane Kamis lalu, menurut Numberi, menjadi acuan pembukaan rute baru. “Kondisi alam dan cuaca serta angin yang menyebabkan turbulensi di jalur Casa 212–200 tidak boleh dilintasi pesawat jenis apa pun. Hendaknya, hasil evaluasi Kementerian Perhubungan nanti menjadikannya sebagai acuan perusahaan penerbangan mana saja,“ kata Numberi.
Pesawat ringan Casa 212–200 dengan register PK-TLF jatuh di kawasan Gunung Leuser, tak lama setelah lepas landas dari Bandar Udara Polonia, Medan. Pesawat ini hendak terbang menuju Bandar Udara Alas Leuser Kutacane, Aceh Tenggara. Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia pada 1989 itu ditemukan pada ketinggian sekitar 3 ribu meter.
SAHAT SIMATUPANG