TEMPO Interaktif, Surabaya - Ada yang janggal dalam gelaran aksi ratusan massa yang terus berdatangan di Gedung Negara Grahadi Surabaya Jumat siang tadi, 28 Oktober 2011. Ini setelah massa mengetahui adanya baliho besar berukuran 4x10 meter berisi butir Sumpah Pemuda yang dipasang Pemerintah Jawa Timur di depan Grahadi ternyata salah tulis.
Baliho yang dipasang Dinas Infokom Jawa Timur itu setidaknya berisi foto Gubernur Soekarwo dan Wakilnya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan gambar Presiden SBY dan Wakilnya, Boediono, mengenakan seragam Pramuka. Selain itu, juga ada tulisan tiga butir Sumpah Pemuda.
Butiran sumpah pemuda inilah yang tercetak salah karena tertulis: Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Padahal, butiran Sumpah Pemuda yang benar setidaknya terdapat dua versi, yaitu versi orisinil dan versi ejaan yang disempurnakan yaitu: Sumpah Pemuda versi orisinil:
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sedangkan Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Kesalahan ini yang membuat ratusan massa yang kebetulan berunjuk rasa memperingati Sumpah Pemuda langsung memprotesnya. Bahkan, massa dari Front Aksi Mahasiswa (FAM) Universitas Airlangga Surabaya langsung mencoret butiran-butiran yang salah itu dengan cat warna merah.
Tak hanya itu, massa juga sempat ingin menggulingkan baliho besar itu. Hanya baliho yang terlalu besar membuat mereka hanya mampu untuk mencorat-coret saja. "Lepas, ayo lepas," teriak Muhlison, koordinator FAM Unair.
Massa menilai, kesalahan tulis ini bukti pemerintah tak serius dalam mengambil arti penting Sumpah Pemuda. "Ini bukti pemerintah menganggap remeh pemuda. Pemerintah hanya mementingkan untuk memperkaya diri sendiri tanpa mengambil tauladan pejuang masa lalu," imbuh dia.
Sementara itu, selain FAM, dalam aksi menyambut Sumpah Pemuda kali ini setidaknya juga dihadiri oleh massa dari PMII, HMI, Badan Eksekutif Mahasiswa dari beragam kampus di Surabaya, GMNI, serta PRD Surabaya.
Kepala Dinas Infokom Jawa Timur Sudjono mengaku meminta maaf atas kesalahan tulis ini. "Saat ini saya sudah perintahkan untuk menurunkan baliho itu," kata Sudjono. Menurut dia, kesalahan terjadi karena stafnya salah dalam mengambil sumpah yang benar dari dalam Internet.
Dari pantauan Tempo, baliho itu kini sudah diturunkan. Massa pengunjuk rasa dalam peringatan hari Sumpah Pemuda terus berdatangan ke depan Gedung Negara Grahadi Surabaya.
FATKHURROHMAN TAUFIQ