TEMPO Interaktif, Bandung - Atap tribun penonton di lapangan sepakbola Gelanggang Olah Raga Lodaya, Jalan Lodaya, kawasan Buah Batu, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, roboh diterjang angin saat hujan badai Rabu petang, 16 November 2011. Seorang mahasiswa yang sedang berteduh terluka dan beberapa sepeda motor parkir rusak tertimpa material atap.
Salah seorang saksi, Aris, 34 tahun, mengatakan, peristiwa terjadi sekitar pukul 16.00 WIB ketika dia bersama 30-an mahasiswa dari unit sepak bola Universitas Islam Bandung tengah berteduh di tribun sehabis berlatih rutin di lapangan bola Lodaya.
"Tadi pas hujan gede pisan, angin gede kami lihat seperti berputar-putar di lapangan. Lalu setelah ada suara "keretek-keretek" tanpa getaran kuat dari arah atap, tiba-tiba,"brak!" Atap di atas kami terpelanting ke belakang, roboh," ujarnya di lokasi kejadian.
Aris dan kawan-kawan kaget bukan kepalang. "Tapi untunglah kami tak ada yang sampai panik sehingga kami tetap hati-hati saat menuruni tangga tribun untuk mengamankan diri," imbuh mahasiswa senior yang biasa membimbing juniornya dalam latihan mingguan di lapangan bola Lodaya itu.
Namun nahas menimpa Ifzur Rasyid, 20 tahun, mahasiswa Unisba yang memilih berteduh terpisah. Bersama empat mahasiswa lain, ia menunggu hujan reda di dekat pintu di bagian luar lapangan, di bawah tribun. "Tiba-tiba atap tribun itu jatuh tapi sebagian tertahan pohon, sebagian material jatuh ke tanah," kata warga Jalan Gagak itu.
Rasyid mengaku tak menyadari jika sesuatu telah menghantam kepalanya. "Tapi pas beberapa langkah jalan mau pulang, ada kawan kasih tahu kepala saya berdarah," akunya. "Terus saya dibawa ke rumah sakit Muhammadiyah dan kepala saya terpaksa dijahit, 13 jahitan," imbuhnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Bandung Ebet Hidayat langsung meninjau Gelanggang yang berada di bawah pengelolaan instansinya. Bersama beberapa staf di Dinas Pemuda, ia sempat memeriksa konstruksi atap yang tampak patah dan tercerabut dari tembok di bagian puncak tribun.
"Saya belum tahu pasti penyebab teknis bangunan atap ini sampai bisa roboh, karena harus diperiksa dulu sama ahlinya. Tapi kayaknya konstruksinya di atas sini kurang kuat," katanya.
Ebet pun meminta stafnya berkoordinasi dengan instansi lain untuk sementara memotong dan melepas atap tribun berukuran sekitar 20x15 meter itu demi alasan keamanan. "(Atap tribun) Ini terakhir dibangun tahun 2009," ujarnya kepada Tempo.
Kepala Kepolisian Sektor Lengkong Kota Komisaris Philemon S. Ginting mengatakan, pihaknya masih menyelidiki musabab robohnya atap. "Yang jelas salah satu penyebabnya adalah hujan angin tadi. Untuk alasan keamanan, sementara kami akan memasang police line di sini," kata Ginting.
Erick P. Hardi