TEMPO Interaktif, Bogor - Dialog antara dua kelompok massa pro dan kontra terkait izin pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, yakni Forum Komunikasi Muslim Indonesia (Forkami) dan Forum Masyarakat Bogor Barat Cinta Damai (FMBBDC), gagal digelar hari ini, Ahad, 20 November 2011.
Dialog yang difasilitasi Kepolisian Resor Bogor Kota ini urung digelar lantaran pihak Forkami keukeuh menggelar pembicaraan di salah satu rumah di kompleks Taman Yasmin, yang ternyata kediaman salah seorang anggota Forkami. Adapun pihak Kepolisian menyarankan dialog dilaksanakan di tempat netral agar mengurangi risiko gangguan keamanan.
“Kami menyarankan tempat yang netral. Bisa di rumah makan atau tempat lainnya. Tidak di rumah anggota Forkami. Tapi mereka tidak mau, akhirnya dialog kami batalkan. Karena kami tidak mau ambil risiko, apalagi sampai terjadi bentrokan fisik,” kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Bogor Kota Komisaris Polisi Irwansyah kepada Tempo di Taman Yasmin hari ini.
Menurut mantan Kepala Bagian Operasional Polres Bogor Kota ini, pihaknya berusaha memfasilitasi keinginan dari kedua kelompok massa untuk melakukan dialog terkait kisruh perizinan GKI Yasmin. Hal itu dilakukan untuk mencari titik temu penyelesaian masalah GKI yang tak kunjung tuntas. Kedua organisasi masyarakat ini sama-sama menggelar aksi di sekitar gereja.
“Forum Masyarakat Bogor Barat Cinta Damai sebelumnya sudah mengirim surat pemberitahuan menggelar aksi. Kalau Forkami, untuk minggu ini tidak ada surat pemberitahuan. Tapi kami tetap mengantisipasi supaya kedua kelompok tidak beradu di lapangan. Karena tugas kami lakukan pengamanan supaya Bogor tetap kondusif,” jelas Irwansyah.
Sementara itu, Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bogor, Khotimi Bahari, mengatakan, semula pihaknya menyambut baik inisiatif aparat keamanan untuk melakukan mediasi dengan massa Forkami. “Tapi mereka enggak mau dialog. Kami tidak tahu alasannya kenapa.”
Hal senada dikemukakan Ketua Forum Masyarakat Bogor Barat Cinta Damai yang juga pimpinan Pondok Pesantren Al-Falakh Kota Bogor, K.H. Haji Asep Zukfikar. Kata dia, kedatangannya ke lokasi GKI Yasmin untuk mengajak massa Forkami berdialog agar persoalan tidak diselesaikan lewat aksi demo di jalanan. Selain itu, melalui dialog ini dapat menunjukkan bahwa Islam adalah cinta damai.
“Dialog untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Ini adalah cara-cara Islami yang menghormati hukum. Tapi mereka menolak, padahal polisi menunjukkan tempat netral untuk lokasi kami berdialog,” kata Asep.
Adapun jemaat GKI Yasmin lagi-lagi tidak bisa menjalankan ibadahnya di atas trotoar atau dekat gereja mereka. Sebab, suasana relatif tidak kondusif akibat adanya aksi demo dari dua kelompok massa berbeda. "Kami kembali tak beribadah," ujar juru bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging.
ARIHTA U SURBAKTI