TEMPO Interaktif, Tenggarong - Penyelidikan untuk mengungkap penyebab runtuhnya jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, hingga saat masih terus berlangsung.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, Brigadir Jenderal Rusli Nasution, menjelaskan sebanyak 26 orang sudah dimintai keterangan. Namun belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi juga menyelidiki kemungkinan terjadinya kelalaian saat dilakukan pemeliharaan jembatan. Itu sebabnya alat bukti juga terus dicari. "Alat yang digunakan saat pekerjaan perawatan jembatan belum kami temukan. Alat itu kami perlukan," kata Rusli Nasution saat ditemui di Posko Pengendalian Operasi, Sabtu, 3 Desember 2012.
Seperti diberitakan, sebelum ambruk di atas jembatan sedang berlangsung perbaikan. Lantai jembatan yang mengalami penurunan akan dinaikkan. Namun alat-alat kerja ikut tenggelam ke dasar sungai Mahakam bersamaan dengan ambruknya jembatan sepanjang 710 meter itu.
Menurut Rusli, dari 26 orang yang dimintai keterangan, termasuk di antaranya tiga pekerja yang melakukan perbaikan, pengawas dan perencana kegiatan, serta warga yang mengetahui adanya perbaikan.
Dalam waktu dekat, kata Rusli pula, polisi segera memeriksa perusahaan yang melakukan perbaikan, yakni PT Bukaka Teknik Utama. "Pemeriksaan pasti akan mengarah ke sana," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan polisi kemungkinan besar segera menetapkan seorang tersangka. "Dia pekerja yang saat itu sedang menggarap peninggian jembatan," kata sumber Tempo di kepolisian, Jumat, 2 Desember 2011.
Calon tersangka tersebut, kata sumber itu, sedang mendongkrak kabel vertikal yang menghubungkan kabel penggantung dengan permukaan jembatan. Pendongkrakan dilakukan untuk mengembalikan ketinggian jembatan yang turun beberapa tahun terakhir akibat beban kendaraan.
Pada saat dilakukan pendongkrakan terjadi kesalahan teknis yang berakibat titik keseimbangan jembatan bergeser. Akibatnya fatal. "Saat dilewati kendaraan, jembatan langsung roboh."
FIRMAN HIDAYAT