TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penindakan dan Pengejaran Narkoba Badan Narkotika Nasional, Benny Joshua Mamoto, mengatakan jumlah pengguna narkoba di Tanah Air mencapai 3,8 juta orang. Data ini dihimpun berdasar penelitian BNN dengan Universitas Indonesia tahun 2011.
Jumlah ini setara dengan 2,2 persen penduduk Indonesia. Kebanyakan pengguna adalah kaum profesional muda. "Sebagian besar pengguna dari kalangan anak-anak muda yang sudah mulai bekerja," ujar Benny, Kamis 15 Maret 2012.
Hal ini, kata dia, akibat permintaan atas barang haram itu besar. Ia menyebut ada anomali dalam fenomena bisnis narkoba di Indonesia. "Harusnya ketika supply melimpah, demand (permintaan) kecil, sehingga harga turun. Tapi yg terjadi sekarang supply melimpah, demand tinggi, harga bagus," kata dia.
Untuk itu ia mengimbau pada pimpinan institusi pemerintah dan swasta secara intensif dan acak melakukan tes urine pada jajarannya. "Kami di BNN pun tetap melakukan itu. Khawatir ketika bertugas ada yang ikut pakai."
Modus teranyar yang digunakan pengedar, ucap Benny, adalah pendekatan pada remaja lewat situs jejaring sosial seperti Facebook. "Ketika partner chating sedang curhat ada, masalah dikasih solusi dengan narkoba, padahal semu," kata Benny.
Pihaknya mengaku terus mengamati perkembangan peredaran narkoba secara online. Sejauh ini BNN berupaya memeranginya melalui kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. "Untuk memonitor perkembangannya," ucap Benny.
Ia juga menjajaki kerja sama dengan lembaga negeri seberang seperti Australian Federal Police milik Australia dan Drug Enforcement Administration dari Amerika Serikat. "Untuk meningkatkan kemampuan SDM kami melacak melalui bisnis online."
ATMI PERTIWI